EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyampaikan nilai tukar rupiah bergerak stabil dan cenderung menguat. Nilai tukar rupiah pada hari ini, Selasa (7/4) menguat sebesar 225 rupiah atau 1,56 persen (ptp) menjadi Rp 16.125 per dolar AS dan bergerak stabil.
"Alhamdulillah sejak minggu lalu langkah yang kita lakukan untuk stabilkan rupiah diridhai Allah SWT, rupiah cenderung menguat," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo, Selasa (7/4).
Ia menyakini nilai tukar diperkirakan cenderung menguat hingga akhir tahun pada level Rp 15 ribu per dolar AS.
Penguatan nilai tukar rupiah didukung oleh langkah-langkah stabilisasi nilai tukar, komitmen kebijakan yang erat serta komunikasi yang intensif antara pemerintah, BI, OJK dan LPS.
Selain itu, mekanisme pasar telah berjalan baik. Beberapa waktu lalu juga ada tekanan karena adanya miskonsepsi pemberitaan. Kemudian ini dikonfirmasi kembali kepada publik dan investor.
Perry mengatakan pemerintah dan regulator secara intensif berkomunikasi dengan para investor untuk menjaga confident atas Indonesia. BI berkomitmen akan terus berada di pasar dan melakukan langkah-langkah intervensi yang diperlukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar.
Perry menambahkan, dalam satu bulan terakhir, BI menarik cadangan devisa sebesar 7 miliar dolar AS untuk stabilkan nilai tukar rupiah. Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2020 tercatat sebesar 121,0 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir Februari 2020 sebesar 130,4 miliar dolar AS.
Selain stabilkan rupiah, penurunan cadangan devisa pada Maret 2020 juga dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah sekitar 2 miliar dolar AS. Perry menegaskan jumlah cadangan devisa Indonesia masih sangat memadai.
Cadangan devisa cukup untuk pembiayaan 7,2 bulan impor atau 7,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor, dan untuk melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar rupiah.
Nilai tukar rupiah yang bergerak stabil dan menguat serta mekanisme pasar yang berlangsung dengan baik, mengakibatkan kebutuhan intervensi dari BI menurun. Stabilitas nilai tukar menjadi prioritas saat ini.
"Stabilitas nilai tukar adalah salah satu tolak ukur ekonomi kita, maka perlu dijaga dan jadi pilar penting untuk pulihkan ekonomi kedepan," katanya.