EKBIS.CO, JAKARTA -- Menghadapi wabah virus corona yang disebut juga Covid-19 Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) selalu menegaskan Kementerian Pertanian mengawal ketat ketersediaan 11 komoditas pokok kebutuhan masyarakat.
Arahan tersebut ditegaskan kembali oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi bahwa Pertanian tidak berhenti meskipun dalam serangan wabah covid-19. “Pandemi Covid-19 ini sangat luar biasa dampaknya bagi aspek kehidupan kita. Namun pertanian tidak boleh berhenti terutama untuk melawan serangan ini.
Sektor pertanian yang menyediakan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia. Masalah pangan sangat utama dalam kondisi apapun. Insan pertanian yang berjuang menyediakan pangan menjadi pejuang Covid-19. Ini saatnya kita menjadi pahlawan untuk menyelamatkan bangsa, tentunya dengan memperhatikan protokol pencegahan Covid-19 saat beraktivitas ditengah lapangan”, kata Dedi di Jakarta, Rabu (8/4).
Semangat para penyuluh pertanian dan petani yang berjuang menyediakan stok pangan ini dibuktikan dengan maraknya panen di beberapa provinsi di Indonesia. Seperti halnya para petani dari kelompok tani [Poktan] Subur Tani di Desa Marga Jaya di Kecamatan Rorowatu Utara terus berupaya melakukan panen meskipun di tengah ancaman virus Corona yang melanda dunia saat ini.
Penyuluh pendamping Poktan Subur Tani, Yusriadi terus memotivasi dan memberikan pemahaman kepada para petani secara langsung di lapangan, maupun melalui komunikasi jarak jauh dalam melaksanakan aktivitasnya agar sesuai dengan ketentuan dan mematuhi Protokol Kesehatan WHO tentang pencegahan penularan virus Corona. "Kami bersama anggota Poktan Subur Tani di Desa Marga Jaya, Kecamatan Rorowatu Utara tetap semangat panen padi walau virus Corona tengah mewabah," kata Yusriadi melalui pernyataan tertulis yang dihimpun Pusluhtan BPPSDMP Kementan di Jakarta, Selasa [7/4].
Ketua Poktan Subur Tani, Ketut Sudarko mengatakan luas panen mencapai 28 hektar merupakan milik 17 anggota Poktan yang tersebar dalam satu kecamatan. Para anggota berupaya maksimal untuk melakukan panen agar hemat waktu dan biaya dengan memanfaatkan alat mesin pertanian [Alsintan] combine harvester bantuan Kementan pada 2019.
Kecamatan Rorowatu Utara terdiri atas delapan desa dengan potensi lahan sawah sekitar 1.887 hektar, dengan katagori sawah tadah hujan, namun potensi panen dua kali dalam setahun [IP 200] bahkan bisa lima kali dalam dua tahun terakhir dengan produktivitas rata-rata 4,5 ton gabah kering panen [GKP] per hektar. "Kami bersyukur hasil panen kali ini cukup baik. Bisa mencapai 4,5 ton per hektar sementara harga GKP sekitar Rp4.500 per kg. Bantuan Alsintan dari Kementan berupa mesin pengolah tanah, alat panen dan lainnya sangat memudahkan kami melakukan usaha tani sekaligus dapat menekan biaya produksi setiap musim tanam," kata Ketut Sudarko.
Sudarko yang juga mewakili petani setempat, mengapresiasi dukungan Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Rorowatu Utara selaku KostraTani, Ari Sadayanto dan penyuluh lapangan Yusriadi yang selalu aktif berinteraksi.
"Meskipun diintai Corona, kami tidak bisa menunda panen. Instruksi Mentan melalui penyuluh tentang Protokol Kesehatan sangat kami patuhi. Utamanya adalah jaga jarak, hindari kerumunan, banyak minum, makan cukup, sering cuci tangan dengan sabun di air mengalir serta memakai masker, sangat kami patuhi karena petani tak ingin tertular virus Corona," kata Ketut Sudarko.