Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Baru-baru ini kabar mengejutkan datang dari waralaba fast food dunia, McDonald's. Dikabarkan bahwa McDonald's di China memasang papan nama yang melarang orang kulit hitam dari tempat itu.
Kabar tersebut viral di media sosial yang mengatakan lokasinya berada di McDonald's Guangzhou yang bertuliskan "Diberi tahu bahwa mulai sekarang orang kulit hitam tidak diizinkan memasuki restoran."
Baca Juga: Diduga Bahayakan Negaranya, China Terlihat Tutupi Penelitian Soal Asal-Usul Virus Corona
Meski demikian pihak McDonald's telah mengonfirmasi bahwa tanda itu "tidak mewakili nilai-nilai inklusif kami," kata McDonald's dalam sebuah pernyataan. Tanda tersebut juga telah dihapus dan ditutup sementara.
Dilansir dari CNN di Jakarta, Rabu (15/4/2020) hal tersebut diduga dipicu dari ketegangan rasial antara Afrika dan penduduk setempat. Peringatan terbaru dari pejabat China tentang meningkatnya jumlah kasus virus corona yang diimpor telah memicu sentimen anti-asing.
Di tambah, orang Afrika di China bagian selatan telah diusir dari rumah mereka oleh tuan tanah meski banyak yang mengklaim tidak memiliki riwayat perjalanan baru-baru ini atau kontak dengan pasien COVID-19.
Pihak McDonald's mengatakan akan menggunakan penutupan untuk lebih mendidik manajer dan karyawan tentang nilai-nilai kita, yang mencakup melayani semua anggota masyarakat di tempat mereka beroperasi.
Ini bukan pertama kalinya McDonald's mengumpulkan kontroversi di luar negeri. November lalu, ia menarik iklan di Portugal yang menggunakan kata-kata "Sundae Bloody Sundae" untuk mempromosikan hidangan penutup Halloween.
Bloody Sunday adalah nama hari pada tahun 1972 di mana tentara Inggris menembak demonstran yang tidak bersenjata di Derry, Irlandia Utara, selama Troubles yang mengakibatkan 14 kematian.