Ahad 19 Apr 2020 15:33 WIB

Uni Eropa Butuh 500 Miliar Euro untuk Pemulihan Ekonomi

Uni Eropa masih mendiskusikan mekanisme perolehan dana.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Seorang warga melintas di jembatan dengan latar belakang Bank Sentral Eropa, Kamis (16/1).Uni Eropa membutuhkan sekitar 500 miliar euro untuk pembiayaan pemulihan ekonomi pascawabah Covid-19.
Foto: AP Photo/Michael Probst
Seorang warga melintas di jembatan dengan latar belakang Bank Sentral Eropa, Kamis (16/1).Uni Eropa membutuhkan sekitar 500 miliar euro untuk pembiayaan pemulihan ekonomi pascawabah Covid-19.

EKBIS.CO,  BRUSSELS -- Uni Eropa membutuhkan sekitar 500 miliar euro untuk pembiayaan pemulihan ekonomi pascawabah Covid-19. European Stability Mechanism Managing Director Klaus Regling pada media Italia Corriere della Sera menyampaikan cara termudah untuk mendapatkan dana tersebut yakni melalui Komisi Eropa dan Uni Eropa.

"Untuk fase kedua (pemulihan) kita butuh sedikitnya 500 miliar euro dari sejumlah institusi Eropa, jumlahnya bisa lebih," katanya, dilansir Reuters, Sabtu (18/4).

Baca Juga

Regling mengatakan mekanisme perolehan dana masih harus didiskusikan dengan terbuka. Namun diperkirakan akan lebih mudah jika memperoleh dari institusi yang sudah ada.

Sebelumnya, menteri-menteri Keuangan Uni Eropa telah menyepakati safety net untuk korporasi dan individu sekitar 540 miliar euro. Dana berasal dari sejumlah institusi Uni Eropa.

Mereka juga sepakat bahwa zona Eropa butuh dana untuk pemulihan ekonomi. Meski masih belum merinci langkah-langkahnya.

Sementara itu, Parlemen Jerman pada 25 Maret menangguhkan rem utang untuk melawan krisis corona dengan anggaran tambahan sebesar 156 miliar euro (sekitar Rp 2,6 kuadriliun) untuk dana stabilitas ekonomi yang dapat mengambil saham ekuitas langsung di perusahaan serta dalam bentuk kredit kepada bank pengembangan sektor publik KfW. Anggaran tersebut terutama ditujukan untuk mendanai layanan kesehatan dan membantu perusahaan-perusahaan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement