EKBIS.CO, JAKARTA -- Kimia Farma menggandeng Kementerian Koperasi dan UMKM untuk pasokan masker nonmedis. Masker produksi UMKM ini akan menambah pasokan di jaringan apotek Kimia Farma.
Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo mengatakan, Kimia Farma telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UMKM pada dua pekan lalu. Verdi menyebut Kimia Farma siap menyerap produksi masker nonmedis dari para pelaku UMKM yang berada di bawah naungan Kementerian Koperasi dan UMKM.
Hal ini guna memenuhi tingginya permintaan masyarakat terhadap masker di masa pandemi. Harapannya, awal Mei serapan ini bisa menambah suplai masker nonmedis di jaringan apotek Kimia Farma.
"Kimia Farma siap jadi offtaker, namun maskernya harus sesuai sejumlah syarat yang ditetapkan," ujar Verdi saat rapat dengar pendapat (RDP) virtual dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Selasa (21/4).
Verdi mengatakan, Kimia Farma belum dapat melakukan produksi masker sendiri, baik masker medis maupun masker nonmedis. Selama ini, perusahaan farmasi pelat merah itu menyerap hasil produksi masker dari para produsen yang ada di dalam negeri.
"Sejak pandemi corona pada Februari sampai 18 April, Kimia Farma telah distribusi 16 juta unit masker medis dan satu juta masker nonmedis," ucap Verdi.
Selain masker, lanjut Verdi, Kimia Farma sudah memproduksi dan mendistribusikan 13 juta obat chloroquine ke lebih dari 600 rumah sakit pemerintah, rumah sakit pemerintah daerah, dan rumah sakit swasta, serta institusi kesehatan rujukan. Kimia Farma juga memproduksi dan distribusi lima juta tablet obat azitromisin.
Verdi menambahkan Kimia Farma juga bersinergi dengan Kementerian BUMN lewat program CSR ke seluruh Indonesia dengan melakukan vaksinasi flu. "Kolaborasi dengan holding farmasi, Kimia Farma bersama Biofarma dan Indofarma mendistribusikan vaksin flu, masker, rapid test, dan alat pelindung diri bersama-sama," kata Verdi.