Ahad 26 Apr 2020 14:35 WIB

INACA Harapkan Pemerintah Segera Tuntaskan Covid-19

Maskapai nasional berpotensi kehilangan pendapatan mencapai Rp 24 triliun.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Ketua Umum INACA Denon B. Prawiraatmadja.
Foto: Antara/Audy Alwi
Ketua Umum INACA Denon B. Prawiraatmadja.

EKBIS.CO, JAKARTA – Indonesia National Air Carriers Association (INACA) mengharapkan pemerintah segera dapat menuntaskan pandemi virus corona atau Covid-19. Sebab saat ini kondisi tersebut sudah semakin bedampak kepada industri penerbangan dan sektor usaha lainnya. 

“Segera dituntaskan agar semua sektor usaha bisa survive,” kata Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja, Ahad (26/4).

Baca Juga

Sebab, kata dia, dengan adanya penurunan penumpang sejak Januari hingga April 2020 memicu maskapai berpotensi kehilangan pendapatan mencapai Rp 24 triliun. Dia mengatakan penurunan penumpang terus terjadi untuk penerbangan internasional dan domestik.

Dia mencontohkan penurunan penumpang dilihat di bandara yang ada di Jakarta, Bali, Medan, dan Surabaya. “Untuk internasional turun dari 1,5 juta penumpang menjadi 800 penumpang. Lalu domestik juga turun dari 3,5 juta penumpang menjadi 1,9 juta penumpang,” tutur Denon.

Setelah adanya larangan mudik dan penghentian sementara transportasi udara, diperkirakan penurunan penumpang akan terus terjadi. Denon mengatakan saat ini INACA masih menghitung potensi kerugian hingga larangan mudik diberlakukan.

Sebelumnya, INACA juga juga meminta pemerintah segera memberikan insentif untuk maskapai. Khususnya selama menghadapi kerugian saat pandemi virus korona atau Covid-19 melanda.

Menurut Denon, insentif diperlukan untuk menyelamatkan industri penerbangan agar tetap eksis, baik saat ini maupun pasca pandemi korona selesai. “Yang kami harapkan adalah penundaan pembayaran PPh,” kata Denon.

Dia menjelaskan, keringanan penangguhan bea masuk impor suku cadang, penagguhan biaya bandara dan navigasi yang dikelola BUMN, dan pemberlakuan diskon biaya bandara yang dikelola Kementerian Perhubungan juga diperlukan. Selain itu juga perpanjangan jangka waktu berlakunya pelatihan simulator maupun pemeriksaan kesehatan bagi awak pesawat.

Denon memprediksi apabila penuntasan pandemi korona semakin tidak pasti maka akan membuat industri penerbangan semakin terpuruk. “Bahkan sebagianya akan tidak beroperasi karena bangkrut,” ujar Denon.

Meskipun begitu, Denon memahami wabah Covid-19 memang melumpuhkan hampir semua aktifitas perekonomian. Hanya saja, Denon menilai industri penerbangan nasional saat ini sudah sangat terpuruk.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement