EKBIS.CO, JAKARTA -- Pandemi corona menghantam laju perekonomian. Kondisi ini turut memengaruhi permintaan kredit termasuk Kredit Tanpa Agunan (KTA) beberapa industri perbankan. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rully Setiawan mengatakan, penurunan permintaan personal loan seiring dengan perlambatan ekonomi sebagai dampak virus corona.
"Ya sekitar (50 persen). Penurunan yang terjadi cukup signifikan dibandingkan bulan sebelumnya," ujarnya kepada Republika.co.id di Jakarta, Rabu (29/4).
Sebagai langkah antisipasi, lanjut Rully, perseroan saat ini fokus dalam mendukung program pemerintah untuk meringankan beban masyarakat karena dampak virus corona. Pada hal ini kepada pegawai yang perusahaan mengalami penurunan bisnis, sehingga dapat diberikan keringanan atau restrukturisasi atas pinjaman yang dimiliki.
Sementara Executive Vice President Non Subsidized Mortgage & Personal Lending Division BTN Suryanti Agustinar mengatakan, kredit konsumer dengan jaminan SK pegawai dengan pembayaran angsuran secara payroll atau kolektif mengalami penurunan hingga 40 persen sejak pandemi virus corona.
“Penurunan sebesar 20 persen hingga 40 persen. Hal ini disebabkan karena perusahaan banyak yang work from home atau tidak operasional dengan diberlakukannya PSBB dan akhirnya berdampak juga terhadap penghasilan pegawai tersebut,” ujarnya.
Sehubungan dengan hal tersebut, lanjut Suryanti, perseroan cenderung memfokuskan kepada pegawai yang sedang menikmati kredit konsumer. “Untuk melakukan top up kreditnya dan untuk debitur yang lunas atau akan lunas untuk kembali mengisi ulang kreditnya dengan diberikan gimik-gimik menarik untuk keringanan biaya proses dan hadiah,” ucapnya.