Warta Ekonomi.co.id, Bogor
Dugaan peretasan 91 juta data pengguna yang baru-baru ini diumumkan menyerang Tokopedia telah menarik perhatian para pengamat keamanan siber.
Menurut Pakar Keamanan Siber, Pratama Persadha, peretas Whysodank mengumumkan hasil pencurian data itu di forum raid pada Sabtu (2/5/2020), kemudian peretas ShinyHunters menyusun utas soal penjualan data 91 juta akun Tokopedia di situs dark web, EmpireMarket.
"Kejadian seperti itu harus cepat Tokopedia respon, begitu juga dengan para penggunanya. Karena, ancaman penipuan dan pembajakan akun dapat terjadi kapan saja," kata Pratama, Senin (4/5/2020).
Baca Juga: Usai Kebocoran Data Tokopedia, Kominfo Gandeng BSSN Amankan Data Pribadi
Baca Juga: Tokopedia Di-Hack, Apakah Anda Salah Satu Korban Kebocoran Datanya? Cek di Sini
Menurut Pratama, walaupun kata sandi dienkripsi, para peretas berpotensi memanfaatkan data yang sifatnya terbuka dalam melakukan penipuan, seperti mengirim tautan phishing.
Ia berujar, "memang data untuk kata sandi masih dienkripsi, tapi tinggal menunggu waktu hingga ada pihak yang bisa membongkarnya. Itulah mengapa pelaku mau menyebarkan beberapa juta akun untuk membuat sandiwara, siapa yang berhasil membuka kode acak dalam kata sandi."
Untuk itu, pakar keamanan siber sekaligus Chairman Lembaga Riset Siber Indonesia Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) itu mengimbau Tokopedia menyosialisasikan langkah-langkah keamanan yang bisa pengguna ambil secara berulang-ulang.
"Sampai semua pengguna menyadari kebocoran ini dan mau mengganti kata sandinya," imbuhnya.