EKBIS.CO, JAKARTA – Komisi Uni Eropa memperkirakan pandemi virus corona baru atau Covid-19 membuat Uni Eropa harus menghadapi resesi yang cukup dalam dan tidak merata. Komisi Uni Eropa memprediksi adanya penurunan kegiatan ekonomi pada 2020 sebesar 7,5 persen.
Komisaris Ekonomi Uni Eropa Paolo Gentiloni mengatakan eropa tengah menghadapi guncangan ekonomi. “Kejutan tanpa preseden sejak depresi hebat,” kata Paolo dikutip dari BBC, Kami (7/5).
Paolo menuturkan dampaknya tidak akan merata. Menurutnya kondisi saat ini bergantung dengan seberapa cepat layanan seperti pariwisata di ekonomi nasional kembali aktif. Negara-negara tertentu juga menujukan dampak yang sangat parah di beberapa tujuan wisata populer.
Kontraksi yang diperkirakan paling dalam dari semua yakni Yunani. Jika penurunan ekonomi terjadi hingga 9,7 persen maka akan menjadi lebih dari yang terburuk dalam satu tahun selama krisis keuangan.
Spanyol dan Italia juga diperkirakan mengalami penurunan lebih dari sembilan persen. Revisi kegiatan ekonomi juga terjadi untuk dua negara Mediterania lainnya yakni Malta dan Siprus.
Kelompok eksekutif Eropa memperkirakan pemulihan baru akan terjadi pada 2021. Hanya saja, kelompok eksekutif Eropa juga memperingatkan tingginya ketidakpastian yang akan terajdi.
Saat ini, pemerintah Eropa dan lainnya dengan sengaja memblokir kegiatan ekonomi untuk menahan virus sehingga penurunan tajam tidak bisa dihindari. Pada akhirnya dampak yang begitu luas juga tidak dapat dihindari terutama pada kegiatan ekonomi. Hal tersebut akan menujukan banyaknya orang yang akan kehilangan pekerjaan.
Komisi Uni Eropa juga sudah menyiapkan skema untuk menghadapi hal tersebut. Beberapa diantaranya seperti skema kerja jangka pendek dan subsidi pekerjaan dan dukungan untuk bisnis namun dampaknya terhadap pasar tenaga kerja akan tetap parah.
Dua prediksi terburuk untuk tahun ini bagi Uni Eropa yakni tingkat pengangguran 19,9 persen untuk Yunani dan 18,9 persem untuk Spanyol. Angka-angka tersebut merupakan rata-rata tahunan.
Komisi Uni Eropa pun pada akhirnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2021 sebesar 6,1 persen yang berarti kurang dari yang diperkirakan tahun ini. Oleh karena itu, diperkirakan pada 2022 akan menjadi awal ekonomi Uni Eropa kembali ke tingkat aktivitas lebih baik seperti sebelumnya.