EKBIS.CO, MAKASSAR -- Kementerian Pertanian mendorong masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan yang menghasilkan pangan tambahan untuk keluarga. Dari lahan pekarangan bisa dihasilkan sayur sehat, tanaman obat dan tanaman lainnya yang bisa digunakan untuk konsumsi keluarga.
Terkait pemanfaatan lahan pekarangan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi selalu memberikan motivasi kepada para Penyuluh untuk mendampingi masyarakat dalam memanfaatkan lahan pekarangan.
Ia mengatakan banyak hal yang bisa dilakukan dalam pemanfaatkan lahan pekarangan, salah satunya dengan melakukan budidaya sayuran. "Manfaatkan semua limbah rumah tangga untuk diolah menjadi pupuk organik,kemudian aplikasikan pada tanaman yang ada di pekarangan. Jika tidak memungkinkan melakukan budidaya dengan menanam secara langsung di media tanah, bisa juga dengan melakukan budidaya secara hidroponik," ujar Dedi.
Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah, kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Dengan penggunaan air yang lebih efisien hidroponik cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas.
Fenny (44 tahun) adalah salah satu ibu rumah tangga yang fokus mengembangkan pertanian hidroponik. Memulai budidaya dengan sistem hidroponik pada tahun 2013 secara sederhana, dengan mempergunakan bahan bekas, seperti botol air mineral, toples sosis, jerigen, dan media lainnya.
"Setelah berhasil tumbuh dan bisa dikonsumsi sendiri, kami mulai berfikir ini (hidroponik) sangat bagus jika dikembangkan oleh seluruh rumah tangga, minimal mereka mampu menyediakan sendiri kebutuhan sayur yang sehat” papar alumni S1 Teknik Sipil dan Pendidikan Matematika.
Hingga kemudian di 2014 ia mulai serius mensosialisasikan (hidroponik) dan pada akhir tahun 2015 mendapat kepercayaan dari Pemerintah Kota Makassar untuk menangani Proyek Longgar (Lorong Garden).
Fenny mengungkapkan sejak tahun 2016, dirinya lebih sering memberikan pelatihan dan penyuluhan secara swadaya ke masyarat, komunitas, majelis taklim dan kelompok lainnya. Selain itu kami juga menjadi narasumber pada pelatihan yang diadakan oleh pemerintahan dan swasta.
"Alhamdulillah, pada tahun 2017 kami dapat kepercayaan umtuk mendampingi kelompok petani hidroponik yang dibentuk oleh Badan Amil Zakat Pegawai BRI (YBM BRI)," lanjutnya.
Aktivitas lainnya selain menanam sayur, ia juga menjual sayur, membuat instalasi hidroponik, menjual bahan dan peralatan hidroponik serta mengadakan pelatihan-pelatihan berbayar sejak 3 tahun terakhir.
Selain mengelola lahan pekarangan, Fenny juga mengelola sekolah dhuafa setingkat TK dan SD yg berada dibawah naungan Kementerian Agama. Siswanya berasal dari anak panti asuhan, anak-anak pemulung, buruh serabutan, dan anak anak yatim piatu.
"Kami ingin mereka sedini mungkin mengenal pertanian dan memahami cara-cara melakukan budidaya tanpa harus memiliki lahan yang luas. Kelak kami berharap mereka mencintai pertanian, apapun profesi mereka," tutur Fenny.