EKBIS.CO, BOGOR -- Siapa tidak mengenal buah kurma? Kurma banyak dikonsumsi masyarakat terutama saat Ramadhan tiba. Kurma diyakini masyarakat Muslim sebagai sunnah apabila memakannya sebagai makanan berbuka puasa. Namun apakah masyarakat sudah mengenal persis darimana kurma yang mereka sajikan di meja makan? Dosen IPB University punya jawabannya.
Menurut pakar kurma IPB University, Prof Dr Ir Sudarsono MSc, ada beberapa tipe kurma yang bisa tumbuh dan berkembang di Indonesia. Kurma merupakan tumbuhan khas yang berasal dari Timur Tengah. Namun, bukan berarti pohon ini tidak ada di belahan dunia lain. “Kurma juga bisa ditemukan di berbagai daerah lain di dunia, salah satunya Indonesia. Kurma atau dikenal sebagai date palm memiliki banyak sekali varietas pohon,” kata Prof Sudarsono dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Prof Sudarsono mengatakan bahwa kurma yang tumbuh di daerah Timur Tengah adalah jenis-jenis kurma yang memang berkembang di daerah kering (arid). "Salah satu ciri utama dari tanaman kurma di daerah Timur Tengah adalah untuk bisa berbunga, menghasilkan buah dan berkembang menjadi kurma, diperlukan kondisi kering (lengas udara yang rendah) dan suhu yang tinggi pada periode pertumbuhan tertentu. Meski demikian untuk bisa menghasilkan buah kurma yang baik, tetap diperlukan kebutuhan air dan nutrisi tanaman," jelas dosen IPB dari Departemen Agronomi dan Hortikultura ini.
Ia menambahkan, perbedaan lingkungan dan cuaca jadi masalah bagi pohon kurma dari Timur Tengah untuk bisa ditanam di daerah lain yang beriklim tropis termasuk Indonesia. Indonesia punya curah hujan yang tinggi dan iklim yang cukup lembab. Hal itu berdampak jika kurma Timur Tengah ditanam di Indonesia, ia tidak bisa berbunga atau menghasilkan buah sebaik di daerah asalnya. Pohon kurma di Indonesia tidak bisa menghasilkan buah yang berada pada tahap perkembangan tamr atau kurma kering, karena kondisi cuaca yang cenderung lembab.
Kurma asal Timur Tengah tetap bisa tumbuh di negara lain seperti di Pakistan, India, Australia, dan Amerika Serikat. Daerah tersebut memiliki iklim yang tergolong arid sehingga bisa mendukung pertumbuhan kurma.
Di Indonesia, beberapa daerah yang punya potensi untuk jadi tempat pertumbuhan kurma adalah di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur yang punya iklim relatif kering serta tidak banyak hujan.
Ada tiga cara kenapa kurma bisa ada di Indonesia. Pertama, berasal dari berbagai jenis buah kurma tamr yang diimpor ke Indonesia lalu bijinya tertanam dan tumbuh secara alami maupun sengaja ditanam. Namun tanaman kurma di Indonesia yang tumbuh dengan cara ini secara genetik dan fisiologis tidak otomatis cocok dengan kondisi cuaca di Indonesia.
“Kalau hanya untuk tumbuh dan berkembang tanamannya bisa. Namun tidak semua tanaman kurma dari kelompok ini dapat berbunga dan berbuah dengan kualitas baik," ujarnya.
Kedua, kurma yang berasal bibit dari berbagai laboratorium di dunia. Jenis-jenis kurma yang didatangkan dalam bentuk bibit punya jenis yang sangat beragam. “Jenis pohon kurma seperti ini sangat bagus bagi orang-orang yang mau mengembangkan perkebunan kurma secara komersial karena bisa memilih mau mendatangkan bibit kurma tipe betina atau jantan,” ujarnya.
Biasanya pemilik kebun akan menanam tanaman kurma tipe betina dalam proporsi yang lebih besar daripada tanaman kurma tipe jantan. Tujuannya adalah agar produktivitas buah kurma per satuan luasnya meningkat. Namun masalahnya sama dengan kurma yang ditumbuhkan dari biji, yakni kesesuaian tanaman untuk bisa tumbuh dan berkembang di Indonesia.
Walaupun ada beberapa laporan di berbagai daerah bahwa ada kurma yang berhasil tumbuh, tetapi pohon tersebut masih berumur kurang dari lima tahun sehingga diperlukan evaluasi lebih lanjut soal perkembangan tanaman kurma dan kemampuan berbuahnya.
Tipe ketiga adalah pohon kurma yang didatangkan dari Thailand baik dalam bentuk bibit asal biji atau dari biji kurma Thailand, dari bibit hasil kultur jaringan untuk kurma tropika asal Thailand, serta pohon induk kurma dewasa.
“Jenis kurma ini disebut sebagai kurma tropika. Kurma jenis ini telah dikembangkan di Thailand sejak puluhan tahun lalu dan sudah beradaptasi baik dengan kondisi cuaca dan iklim di daerah tropis, juga mampu berbunga dan berbuah di daerah tropika, termasuk Indonesia. Sehingga, kurma jenis ini yang sebetulnya lebih cocok untuk dikembangkan di Indonesia. Masalah yang sama juga dihadapi oleh kurma yang berasal dari Thailand ini. Pohon kurma ini juga belum tentu mampu menghasilkan kurma tamr,” ujarnya.
Menurutnya, buah kurma yang dipanen dari pohon kurma di Indonesia hanya bisa mencapai tahapan khalal atau awal dari ruthob karena kondisi cuaca dan iklim. Namun untungnya, menurutnya, permintaan atas kurma khalal dan ruthob diketahui cukup tinggi di pasaran Indonesia. “Hal itu membuat kurma khalal dan ruthob bisa jadi peluang bisnis besar,” kata Prof Sudarsono.