EKBIS.CO, BANYUWANGI -- Pandemi Covid-19 yang menyerang hampir seluruh dunia, berdampak terhadap perekonomian dunia termasuk Indonesia. Perdagangan ekspor dan impor produk hortikultura saat ini menurun drastis.
Menyikapi hal ini, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) selalu menegaskan untuk meningkatkan konsumsi hortikultura lokal. Tujuannya tak lain untuk menampung produksi petani sekaligus meningkatkan imun.
Buah naga salah satu komoditi buah yang mengalami peningkatan permintaan pasar dalam negeri. Meskipun di tengah kondisi yang serba terpuruk karena wabah Covid 19, petani di Banyuwangi justru ketiban berkah. Saat ini petani terus meningkatkan produksinya dikarenakan tingginya permintaan pasar akan buah naga segar (fresh).
Bulan April-Mei adalah akhir panen raya di Banyuwangi. Rukiyan, petani sekaligus pelaku usaha buah naga di Banyuwangi merasa bersyukur karena penjualan buah naga tidak mengalami penurunan yang berarti.
"Meskipun ada sedikit kendala pada distribusi produk dikarenakan mahal dan terbatasnya akses transportasi di masa pandemi Covid 19 ini. Tapi secara keseluruhan lancar," ujar dia saat dihubungi di rumahnya di desa Jambewangi, kecamatan Sempu, kabupaten Banyuwangi, Ahad (10/5).
Rukiyan adalah Ketua kelompok Tani Pucangsari yang beranggotakan 35 orang. Dia juga champion yang membina sekaligus memasarkan hasil kebun kelompoknya seluas 29,5 Ha.
"Total produksi buah naga kelompok tani kami sekitar 737,5 ton per tahun. Kami baru mampu memenuhi 50 % dari permintaan dalam setahun. Total permintaan produk buah naga kepada kami sebenarnya 1.475 ton," beber dia.
Adapun terkait harga jual, lanjut Rukiyan, jika pada musim panen raya (Oktober-Maret) petani menjual hasil produksinya dengan harga berkisar 4.000 per kilogram maka di luar musim harganya bisa mencapai 3 kali lipatnya.
"Bisa mencapai 20 ribu per kg nya, pemasaran selain ke pasar lokal Banyuwangi dan sekitarnya, juga meliputi kota-kota besar seperti Jakarta, Bogor, Bandung, Surabaya, Malang bahkan sampai luar jawa," ungkapnya.
Dia menjelaskan, dengan harga standar 4.000 per kilogram, pihaknya mengantongi pendapatan 120 juta per ha per tahun.
"Kami berharap pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian menambah luas pertanaman buah naga sekaligus memfasilitasi sarana panen dan pasca panen," tutup Rukiyan.
Sentra Terbesar di Indonesia
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banyuwangi Arief Setiawan, menginformasikan bahwa kabupaten Banyuwangi sebagai sentra produksi utama buah naga terbesar di Indonesia. Luasannya mencapai 2.479 hektar dengan produksi 35.687 ton tahun 2019.
"Kami memasok hampir 80 persen kebutuhan buah naga dalam negeri, petani mampu berproduksi sepanjang tahun karena petani bisa memacu produksi buah naga dengan bantuan sinar lampu untuk membantu pohon buah naga berbunga dan berbuah di luar musim. Sinar ultraviolet yang dipancarkan lampu membantu fotosintesis," kata dia.
Arief memaparkan, budidaya buah naga di Banyuwangi tersebar di beberapa kecamatan. Di antaranya Kecamatan Bangorejo, Purwoharjo, Pesanggaran, Siliragung, Muncar, Tegaldlimo dan Sempu.
Dikonfirmasi terpisah, Direktur Buah dan Florikultura, Kementerian Pertanian, Liferdi Lukman menjelaskan Kementan saat ini ikut mendukung pengembangan buah naga di Banyuwangi.
“Tahun 2020 di sana kami berikan anggaran untuk intensifikasi buah naga seluas 60 Ha. Diharapkan dengan pemeliharaan secara intensif, produksi buah naga yang dihasilkan nantinya akan meningkat serta berdaya saing” kata Liferdi.
Menurut Liferdi, mengkonsumsi buah naga secara teratur dapat memperkuat imunitas tubuh sehingga sangat cocok dikonsumsi pada kondisi pandemi Covid-19 saat ini.
“Buah naga mengandung vitamin C hingga karotenoid yang berfungsi sebagai antioksidan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Sehingga hal ini dapat menangkal radikal bebas serta mencegah infeksi bakteri serta virus masuk ke dalam tubuh, karena karena kandungan zat gizi makro dan mikronya yang lengkap," kata Liferdi.
Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto pada kesempatan yang sama menegaskan akan terus mendorong agar petani buah naga mampu menghasilkan produk bermutu, berdaya saing dan ramah lingkungan. "Selama ini petani buah naga Banyuwangi selalu kita dampingi agar mampu menghasilkan buah naga bermutu yang mampu memenuhi standar ekspor", tambahnya.
“Sebagai langkahnya, telah dilakukan General Administration of Customs of the People’s Republic of China (GACC) sebagai perwakilan Pemerintah Tiongkok yang melakukan kunjungan lapang keh Banyuwangi pada bulan Januari , untuk melakukan verifikasi calon kebun buah naga yang akan diekspor produknya ke Tiongkok,” katanya.