EKBIS.CO, JAKARTA -- PLN dan PT Sarana Multi Infrastruktur/SMI (Persero) melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) Kerja Sama Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) Berbasis Platform SDG Indonesia One. Penandatanganan dilakukan secara sirkuler oleh Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini dan Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) Edwin Syahruzad, Kamis (14/5).
"Kerja sama ini merupakan salah satu langkah nyata sinergi BUMN antara PLN dan SMI untuk merealisasikan target pemerintah sesuai PP Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional, yaitu tercapainya bauran EBT sebesar 23 persen pada tahun 2025." Ungkap Direktur Keuangan PLN, Sinthya Roesly dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (16/5).
Hal ini juga bagian dari partisipasi Indonesia dalam Agenda 2030 yang dicanangkan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk mencapai 17 (tujuh belas) target pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG) dimana salah satu targetnya adalah energi yang terjangkau dan bersih (Affordable and Clean Energy), yakni memastikan tersedianya akses ke energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan dan modern bagi semua orang pada tahun 2030. Selain itu, target penurunan gas rumah kaca adalah sebesar 29 persen pada tahun 2030, dimana sektor energi ditargetkan berkontribusi sebesar 314 juta ton gas karbondioksida (CO2).
Dalam upayanya mencapai target SDG, Pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah membentuk platform “SDG Indonesia One” untuk memobilisasi sumber daya keuangan publik dan swasta melalui skema pembiayaan bersama untuk mendanai proyek-proyek infrastruktur yang terkait dengan pencapaian SDG, termasuk proyek pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) pada sektor ketenagalistrikan.
Kerja sama ini bagi PLN dan SMI adalah implementasi dari inisiatif strategis kedua perusahaan. PLN sebagai perusahaan listrik negara pada tanggal 21 April 2020 baru saja meluncurkan program Transformasi PLN yang salah satunya adalah inisiatif Green dimana PLN akan mendorong dan mempercepat eksekusi program EBT di Indonesia.
Di lain pihak, SMI mengimplementasikan platform SDG Indonesia One, yang mencakup 4 (empat) jenis pilar, yaitu: (i) Fasilitas Pengembangan, (ii) Fasilitas De-Risking, (iii) Fasilitas Pembiayaan, dan (iv) Dana Ekuitas, yang karakteristik skemanya sesuai untuk kebutuhan pengembangan EBT di Indonesia yang selama ini menemui beberapa kendala, antara lain tingginya risiko ekplorasi dan pengembangan, bankability proyek, skema tarif dan skema pembiayaan proyek. Oleh karenanya, sinergi PLN dan SMI sangat tepat dilakukan untuk mendorong tercapainya target Pemerintah untuk SDG energi yang terjangkau dan bersih.
Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Tahun 2019-2028, rencana penambahan kapasitas pembangkit EBT adalah sebesar 16.765 GW, di antaranya sebesar 3.459 MW akan dilaksanakan oleh PLN. Dari jumlah tersebut, dengan kerja sama PLN dan PT SMI ini direncanakan akan dibangun pembangkit EBT sebesar 1.403 MW, terdiri atas PLTA sebesar 904 MW, PLTP sebesar 360 MW, PLTB sebesar 100 MW, PLTM sebesar 38,2 MW dan PLTS sebesar 1,3 MW.
Mayoritas kapasitas (55,5 persen) pembangkit EBT akan dibangun di wilayah Indonesia Timur (783 MW) yang sangat kaya dengan potensi EBT, dengan rincian di wilayah Maluku Papua sebesar 111 MW, Nusa Tenggara sebesar 25 MW, Kalimantan sebesar 496 MW dan Sulawesi sebesar 146 MW. Total nilai pembangunan proyek pembangkit EBT tersebut diperkirakan sebesar 4,29 miliar dolar AS atau sekitar Rp 64,35 triliun.
Sebagai pilot project kerja sama PLN dan PT SMI, direncanakan terdapat 3 (tiga) proyek yang akan dieksekusi pada tahun 2020, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi, Pembangkit Listrik Tenaga Air dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu. Selain itu, terdapat pula proyek-proyek EBT lain yang akan dikerja samakan oleh kedua belah pihak di tahun-tahun yang akan datang.