EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, penjualan produk makanan dan minuman untuk Hari Raya Idul Fitri tahun ini cukup terbantu lewat online. Berdasarkan data perusahaan e-commerce enabler SIRCLO, peningkatan permintaan yang terjadi pada produk makanan dan minuman mencapai 143 persen dari Februari hingga Maret 2020, diperkirakan akan terus meningkat.
“Peningkatan penjualan produk makanan dan minuman secara online menunjukan terjadinya pergeseran belanja. Dari yang semula pembelian langsung di toko ataupun pasar tradisional, menjadi berbasis digital yang disebabkan adanya pembatasan aktivitas di luar rumah,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Abdul Rochim, melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id pada Senin, (18/5).
Ia menjelaskan, dampak dari pandemi Covid-19, membuat konsumen cenderung mengubah perilakunya menjadi mode bertahan hidup dan konservatif. Konsumen menjadi lebih berhati-hati dan lebih ingin berada di dalam rumah daripada keluar melakukan konsumsi.
“Dalam studi yang dirilis Nielsen, sejak diberlakukannya imbauan tinggal di rumah untuk mencegah penyebaran Covid-19, sekitar 30 persen konsumen merencanakan lebih sering berbelanja secara online,” jelas Rochim.
Selanjutnya, dari sisi konsumsi, sebanyak 49 persen konsumen menjadi lebih sering memasak di rumah. Hal ini mendorong kenaikan pertumbuhan penjualan bahan pokok seperti telur yang naik 26 persen, penjualan daging meningkat 19 persen, permintaan daging unggas naik 25 persen, serta penjualan buah dan sayur meningkat 8 persen.
“Barang-barang inilah yang sering dibeli oleh masyarakat di pasar tradisional. Namun seiring pemberlakuan pembatasan sosial, maka saat ini masyarakat lebih cenderung berbelanja di pasar modern," ungkap dia.
Maka terjadi penurunan pengunjung di pasar tradisional. "Hal ini disiasati oleh pedagang pasar tradisional dengan menawarkan produknya melalui media sosial dan bekerja sama dengan e-commerce," ujarnya.