EKBIS.CO, JAKARTA -- Dirut Perum Bulog Budi Waseso memastikan stabilisasi harga bahan pokok beras dan gula melalui operasi pasar di seluruh Indonesia berjalan lancar. Walau ia mengaku sebelumnya sempat mengalami keterlambatan izin impor gula dari Kementerian Perdagangan yang bisa menghambat program pemerintah soal pangan pokok.
“Berdasarkan pantauan kami yang terus menerus di tengah situasi perang mengatasi penyebaran Covid-19, harga beras sudah kembali normal sejak awal kemunculan wabah ini pada awal Maret lalu, sedangkan harga gula mulai terasa normal sejak Bulog melakukan operasi pasar khusus gula secara serentak di tanah air sejak awal Mei 2020,” kata Budi Waseso dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (21/5).
Budi Waseso mengemukakan hal itu menjawab pertanyaan wartawan soal peran stabilisasi harga kebutuhan pokok selama masa Covid-19. Harga gula dan beras sempat naik akibat kelangkaan bahan pangan pokok tersebut. Buwas menegaskan, tidak ada alasan untuk menaikkan harga di tengah situasi saat ini.
Penanganan soal harga dan ketersedian beras segera ditangani Bulog lewat distribusi yang cepat dari gudang-gudang Bulog. Perusahaan pelat merah tersebut juga menjamin kecukupan pangan pokok bisa bertahan hingga akhir tahun dengan stok beras yang dikuasai Bulog sebesar 1,4 juta ton yang tersebar merata di seluruh Indonesia.
Harga beras kini berkisar di harga Rp. 11.750 - 12.000,- per kilogram, sedangkan harga gula di pasaran ditetapkan sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET- ketetapan pemerintah) senilai Rp12.500 per kilogram. Bulog sendiri menjualnya seharga Rp 11.900,- per kilogram.
“Stablisasi harga adalah tugas dari pemerintah, maka Bulog akan habis-habisan melaksanakan amanah tersebut tanpa ada unsur kepentingan apapun kecuali kepentingan rakyat, terlebih ditengah situasi krisis seperti sekarang,”katanya.
Mengenai stok gula memang mulai langka menjelang akhir tahun. Sebagai antisipasi sejak November Bulog sudah mengajukan izin impor, namun baru diberikan Kementerian Perdagangan pada 7 April 2020.
Budi waseso mengungkapkan hwa pada 5 Mei lalu, Perum Bulog telah menggelontorkan sedikitnya 22 ribu ton gula yang baru datang dari India dan langsung didistribusikan ke seluruh Indonesia guna menjamin stabilisasi harga dan ketersediaan stok gula di masyarakat. Impor gula tersebut baru sebagian dari izin impor yang diberikan Kementerian Perdagangan dari total permintaan sebanyak 50 ribu ton.
“Sejak awal kami sudah mengantisipasi kelangkaan gula dan minta kuota impor gula pada akhir 2019, namun izin impor Bulog baru diberikan pada 7 April 2020 sehingga menyebabkan suplai gula terlambat” kata Mantan Kabareskrim itu.
Sebagaimana diketahui bahwa harga gula pasir di tingkat konsumen sejak menjelang bulan Ramadhan melonjak hingga Rp20.000 per kilogram sehingga perlu intervensi yang masif dari pemerintah. Dengan stok yang dikuasai, Perum BULOG sangat optimis dapat menekan harga gula kembali ke HET Rp12.500 per kilogram.
Jelekkan bulog ditangkap
Mantan Kepala Badan Nasional Narkotika itu kembali menegaskan bahwa upaya memojokkan Bulog dalam yang menjalankan tugas negara akan ditangani dengan tegas dan cepat sesuai hukum berlaku. Pasalnya hal itu dapat dianggap sebagai gangguan terhadap kepentingan nasional.
“Seperti yang terjadi baru-baru ini terkait kasus beredarnya video yang sempat viral yang menjelekkan kualitas beras Bulog yang disebutkan busuk di Kelurahan Pisangan Kecamatan Matraman, Jakarta Timur. Kita langsung cross-check dengan penyaluran yang ada di lapangan, dan ternyata pelakunya yang memviralkan video tersebut sudah ditangkap polisi pada hari itu juga. Kita tidak main-main soal pangan ini ya,” katanya lagi.
Video yang sempat viral itu terkait dengan upaya pemerintah memberikan sembako kepada 1,4 juta warga di Jabodetabek yang terkena dampak Covid-19. Perum Bulog mendapat penugasan untuk menyediakan Bantuan Presiden berupa paket sembako kepada Keluarga Penerima Manfaat di wilayah Jabodetabek.
Penyalurannya sendiri sedang berjalan dan hampir terlaksana 100 persen.
Perum BULOG terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat maupun daerah untuk membantu mensukseskan program pemerintah dengan menstabilkan harga pangan menjelang lebaran dan selama masa penangan penyebaran pandemi Covid-19.