EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyebutkan laju inflasi pada Mei 2020 akan tercatat rendah pada kisaran 0,09 persen. Sementara inflasi tahun ke tahun (yoy) mencapai 2,21 persen.
"Berdasarkan survei pemantauan harga minggu keempat Mei, maka kami perkirakan inflasi sangat rendah 0,09 persen," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Kamis (28/5).
Gubernur BI itu mengatakan rendahnya inflasi tersebut dipengaruhi oleh permintaan masyarakat yang rendah pada periode Ramadhan karena adanya Covid-19. Kondisi itu berbeda dengan konsumsi yang meningkat pada Ramadhan tahun lalu karena masyarakat masih banyak yang berbelanja pakaian maupun kuliner ke restoran.
"Permintaan atas barang dan jasa yang rendah terlihat dari turunnya kegiatan ekonomi maupun masyarakat," kata Perry Warjiyo.
Faktor lain yang menyebabkan rendahnya inflasi pada periode tersebut adalah rendahnya harga komoditas global yang mempengaruhi turunnya harga barang impor. Selain itu inflasi juga dipengaruhi oleh stabilitas nilai tukar yang masih terpelihara serta ekspektasi inflasi yang terus terjaga melalui koordinasi erat antar-pemangku kepentingan.
"Koordinasi pemerintah dan BI berjalan sangat baik, sehingga harga-harga terkendali dan tidak mengalami persoalan dari sisi stabilitas," kata Perry Warjiyo.
Dengan perkiraan ini, kata dia, maka BI optimistis laju inflasi pada akhir tahun 2020 berada dalam sasaran tiga persen plus minus satu persen.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada April sebesar 0,08 persen atau melandai dibandingkan periode jelang Ramadhan tahun-tahun sebelumnya. Padahal biasanya inflasi periode jelang dan selama Ramadhan mengalami kenaikan karena tingginya permintaan masyarakat.
Pada 2019 inflasi bulanan periode jelang dan selama Ramadhan yaitu pada Mei dan Juni tercatat mencapai 0,68 persen dan 0,55 persen.