EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mengatakan nilai tukar rupiah masih stabil dan relatif menguat sehingga ada potensi untuk terus menguat menuju nilai fundamentalnya.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan pada hari Rabu kemarin nilai tukar rupiah berada di level Rp14.670 per dolar AS serta pada hari ini berada di level Rp14.700.
“Ini meyakinkan kami bahwa nilai tukar rupiah akan terus menguat menuju level fundamentalnya,” ujar Perry dalam konferensi pers virtual, Kamis.
Perry menambahkan indikasi yang membuat dia yakin rupiah terus menguat adalah inflasi yang relatif rendah, serta defisit transaksi berjalan yang juga rendah.
Pada kuartal pertama 2020 defisit transaksi berjalan pada kuartal pertama sebesar 1,42 persen dari PDB dengan nilai USD3,9 miliar sehingga kebutuhan devisa berkurang dan bisa membuat nilai tukar rupiah terus menguat.
Selain itu, Perry mengatakan aliran modal asing yang terus masuk ke pasar SBN karena imbal hasil yang menarik juga akan memperkuat nilai tukar rupiah.
“Saat ini kami yakini rupiah masih undervalue dan berpeluang terus menguat ke arah fundamentalnya,” kata Perry.
Dia mengatakan sebelum ada penyebaran Covid-19, nilai tukar rupiah sempat berada di level Rp13.800 dan bahkan Rp13.600 per dolar AS sehingga nilai tukar rupiah juga akan kembali mengarah ke level tersebut.
Perry mengatakan faktor premi risiko Indonesia dalam Credit Default Swap (CDS) yang sempat tinggi ke level 245 basis poin pada minggu kedua dan ketiga Maret saat puncak penyebaran Covid-19, kini mulai melandai ke level 160 basis poin.
“CDS saat ini juga terus turun menuju level sebelum Covid-19 yang sebesar 66 basis poin karena ketidakpastian di pasar global sudah mulai mereda dan juga ada kemajuan penanganan Covid-19 di Indonesia,” lanjut Perry.
Dia mengatakan faktor-faktor tersebut yang mendorong rupiah terus menguat menuju level fundamentalnya karena semua indikasi stabilitas moneter terjaga dan terkendali.