PT Pfizer Indonesia menjalin kerja sama dengan Halodoc sebagai platform kesehatan dan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dalam meluncurkan sebuah layanan digital untuk pasien kanker payudara metastatic, yaitu layanan Asa Dara.
Anil Argilla, Presiden Direktur PT Pfizer Indonesia, mengatakan, layanan ini dimaksudkan sebagai program bantuan pasien berbasis digital yang diperkenalkan oleh Pfizer untuk membantu pasien kanker payudara mendapatkan akses terapi yang dibutuhkan dengan cara mudah dan nyaman di Indonesia.
Melalui program ini, setelah pasien berkonsultasi dengan dokter ahli kanker/spesialis dan mendapatkan resep terapi kanker payudara Pfizer, pasien akan memiliki akses untuk mendapatkan keringanan dalam membeli obat dan layanan antar dari apotek resmi ke rumah pasien, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membeli (affordability) dan kepatuhan pengobatan pasien.
Anil mengungkapkan, kerja sama ini dijajaki sejak akhir tahun lalu dan menurutnya semakin relevan pada saat beraktivitas di lingkungan baru dengan mobilitas terbatas karena ancaman global pandemi Covid-19.
“Pfizer menggunakan pendekatan layanan pasien yang inovatif termasuk program membantu pasien dalam mendapatkan obat-obatan yang dibutuhkan sejalan dengan tujuan kami untuk menghadirkan terobosan terbaru yang dapat meningkatkan kualitas hidup pasien,” ujarnya.
Aru Sudoyo, Ketua Umum YKI, mengatakan, pihaknya berperan memastikan hanya pasien yang direkomendasikan ahli onkologi dan telah memenuhi persyaratan administrasi program Asa Dara yang berhak mendapatkan akses program ini. Dokumen persyaratannya terdiri atas KTP pasien, resep yang disertai cap resmi dokter onkologi, serta formulir Asa Dara yang telah diisi kepada Halodoc untuk dilakukan verifikasi oleh YKI.
“YKI mendukung program bantuan pasien Asa Dara sebagai terobosan baru dan inovatif dalam memfasilitasi akses yang lebih luas bagi pasien kanker payudara di seluruh Indonesia untuk mendapatkan obat yang dibutuhkan,” ujar Aru.
Lebih lanjut, Pfizer memahami, masih banyak hal yang masih perlu dilakukan, yakni dalam memberikan informasi yang komprehensif dan kredibel untuk pasien penderita kanker payudara, termasuk mereka yang menderita kanker payudara metastatik HR+ dan penyakit HER 2-.
“Rencana selanjutnya dari kerja sama kami adalah bagaimana mengembangkan program ini lebih lanjut dengan program pendidikan pasien, sehingga dapat memberikan manfaat kepada komunitas pasien yang lebih luas di Indonesia. Bersama-sama kita dapat meningkatkan kesadaran pasien tentang konsep manajemen kanker sekaligus mengatasi misinformasi dari perawatan kanker payudara,” tambah Anil.
Editor : Eva Martha Rahayu
www.swa.co.id