EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian BUMN menyampaikan kemampuan rumah sakit BUMN melakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) Covid-19 yang terus meningkat memudahkan prediksi pelaksanaan tatanan normal baru ke depannya. Dengan meningkatnya tes PCR Covid-19, proses pelacakan juga akan semakin cepat.
"New normal akan lebih bisa kita prediksi dan melakukan banyak hal positif nanti," ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga ketika dihubungi di Jakarta, Sabtu (30/5).
Tercatat pada tanggal 29 Mei 2020, tes PCR di RS BUMN mencapai 1.307 per hari, atau 34 persen dari total test PCR nasional yang sebanyak 3.854 tes. Menurut Arya, tes PCR di RS BUMN masih bisa terus ditingkatkan hingga lebih dari 5.000 tes per harinya.
Sementara itu, pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio mengatakan tes PCR Covid-19 merupakan salah satu bagian dari upaya pencegahan penyebaran yang lebih luas. "Sampai hari ini belum ditemukan vaksinnya, dengan meningkatnya kemampuan tes Covid-19 kita akan tahu seberapa besar masyarakat terpapar, itu jadi upaya preventif yang harus terus dilakukan," ucapnya.
Ia mengharapkan kemampuan tes PCR Covid-19 setiap daerah dapat sama. Dengan begitu, upaya memulihkan kembali aktivitas ekonomi dapat lebih mudah.
"Masyarakat bagian dari aktivitas ekonomi, kalau masyarakat terpapar justru aktivitas ekonomi tidak berjalan. Kita saling terkoneksi antar daerah, maka itu kemampuan tes Covid-19 harus sama setiap daerah," katanya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan penanganan Covid-19 di lingkungan BUMN dilakukan melalui pendekatan trace (lacak), test (uji), dan treat (penanganan) atau 3T.
"Metode yang kita lakukan melalui 3T, yakni trace, test, dan treat," ujar Menteri Erick di Jakarta, Selasa (26/5).