EKBIS.CO, ABUJA -- Ekonomi Islam Nigeria lebih dinamis dalam keuangan Islam. Tiga sukuk negara dikeluarkan Nigeri untuk pembangunan infrastruktur jalan.
Sukuk pertama diterbitkan Pemerintah Nigeria pada September 2017 senilai 100 miliar naira sekitar 257,7 juta dolar AS. Sukuk negara kedua pada Desember 2018 dengan nilai emisi yang sama dan sukuk negara ketiga 150 miliar naira atau setara 386 juta dolar AS pada Juni 2020.
Sukuk semacam populer untuk pembangunan infrastruktur. Termasuk mengimbangi kemungkinan korupsi dalam tender publik, yang telah melanda negara Afrika Barat selama beberapa dekade.
"Tidak ada sukuk yang dialihkan dan sarana tujuan khusus ini mendukung akuntabilitas," kata penasihat investasi keuangan Islam di Nigeria, Adeshine, dilansir Salaam Gateway, Rabu (17/6).
Yang berperan penting dalam sukuk tersebut adalah sektor keuangan Islam negara. Sektor itu yang telah tumbuh sejak bank Islam pertama, Jaiz Bank, disahkan oleh Bank Sentral Nigeria pada 2012.
Sejak saat iru muncul bank Islam lainnya seperti Taj Bank Abuja dan Albaraka Micro Finance Bank. Lotus Capital, sebuah perusahaan investasi berbasis syariah yang berbasis di Lagos, terlibat dalam penerbitan sukuk negara tersebut.
"Akan ada bank syariah baru dalam beberapa tahun mendatang dan akan ada persaingan yang kuat dengan sektor konvensional. Ada cukup pasar. Surga begitu luas sehingga jutaan burung bisa terbang tanpa mencederai satu sama lain," kata Adeshine .
Nigeria merupakan negara penghasil dan pengekspor minyak. Pada bulan Maret 2020 berhasil menggeser Afrika Selatan sebagai ekonomi terbesar Afrika, dengan nilai 476 miliar dolar AS.
Pasar saham Nigeria telah dibuka untuk investasi etis dan memiliki Indeks Islam, yang membantu memantau saham yang sesuai dengan syariah.
Industri asuransi syariah, takaful, memiliki adopsi pasar yang lebih lambat. Seorang konsultan tafakul di Lagos, Wasiu Popoola menyebut, pasar ekonomi Islam sebenarnya telah ada selama 10 tahun.
"Saat itu Nigeria belum sepenuhnya memercayai lembaga asuransi syariah. Kondisi berbeda tentu terjadi saat ini," ucap Popoola.