EKBIS.CO, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai sektor jasa konstruksi dan infrastruktur menjadi kunci utama untuk menggerakkan kembali perekonomian Indonesia di masa normal baru. Di beberapa negara, industri jasa konstruksi merupakan sektor pertama yang dibuka oleh pemerintah pada saat memasuki masa normal baru.
"Jasa konstruksi dan infrastruktur ini tetap harus berjalan dan menjadi kunci utama untuk menggerakkan perekonomian Indonesia," ujar Wakil Ketua Umum Kadin bidang Konstruksi dan Infrastruktur Erwin Aksa dalam seminar daring di Jakarta pada Rabu (17/6).
Saat mereka membuka kembali negara dan kotanya pascapandemi Covid-19 yang pertama kali dibuka adalah pabrik dan sektor jasa konstruksi, karena banyaknya tenaga kerja yang terlibat.
"Oleh karena itu industri jasa konstruksi dan infrastruktur saya kira di masa normal baru ini tidak mengalami perubahan, karena yang namanya industri jasa konstruksi dan infrastruktur kita tetap membangun fisik. Namun protokol normal baru pastinya mewajibkan untuk menjaga kesehatan daripada semua pelaku usaha jasa konstruksi," kata Erwin.
Di beberapa negara upaya untuk menaikkan perekonomian mereka adalah bagaimana membangun infrastruktur sebanyak mungkin. Kalau sektor infrastruktur dan jasa konstruksi ini bergerak, kata dia, maka diperkirakan ribuan industri yang terafiliasi, termasuk juga perumahan, akan ikut bergerak.
"Kita berharap Kementerian PUPR bisa menggerakkan pembangunan infrastruktur secara besar-besaran dan juga bisa menggerakkan perekonomian Indonesia agar dapat tumbuh kembali serta menjadikan ekonomi Indonesia lebih baik," ujar Erwin.
Saat ini, lanjut dia, terjadi pemangkasan anggaran Kementerian PUPR sebesar Rp 44 triliun sehingga anggaran semula yang sebesar Rp 120 triliun turun menjadi Rp 75 triliun. Karena itu ia berharap pemangkasan yang terjadi di Kementerian PUPR bisa direvisi agar sektor jasa konstruksi bergerak lagi
"Di masa normal baru ini diharapkan sektor jasa konstruksi dan infrastruktur menjadi andalan bagi pergerakan ekonomi nasional," kata Erwin Aksa.