Warta Ekonomi.co.id, Bogor -- Wabah corona telah mengganggu rantai pasokan dan permintaan ekonomi secara global--termasuk di sektor teknologi. Secara tidak langsung, perang teknologi antara Amerika Serikat (AS) dan China pun tak terhindarkan.
Karena perang teknologi antara dua negara dengan ekonomi kuat itu, Eropa berisiko terkena dampaknya. Karena kondisi itu, Presiden Europe Chamber di China pun mesti waspada terhadap situasi di sekelilingnya.
"Analoginya, saat dua gajah menari, sulit untuk hanya diam di pinggir tanpa terkena dampak apapun," kata Presiden Europe Chamber, Jörg Wuttke, dilansir dari Reuters, Jumat (19/6/2020).
Baca Juga: Bukan Cuma China, Negara Asia Tenggara Ini Juga Bakal Kembangkan Cryptocurrency Nasional!
Baca Juga: Bukan Cuma China, Negara Asia Tenggara Ini Juga Bakal Kembangkan Cryptocurrency Nasional!
Perusahaan-perusahaan Eropa pun mengalami ketidakpastian akibat wabah. Perang antara AS dan China di sektor teknologi berisiko membawa ancaman jangka panjang bagi mereka.
Wuttke menambahkan, "ketika membahas jenis perang dagang antara AS-China, perang teknologi yang kini berlangsung serta potensi perang keuangan bakal lebih merusak, hingga membawa ketidakpastian dalam jumlah besar."
Sebab, Eropa bergantung penuh pada semikonduktor Amerika Serikat dan memiliki pasar yang begitu besar di China.
"Kecemasan utama tentu saja jika kemudian AS/China meminta kami untuk memilih salah satu di antara mereka," imbuhnya lagi.
Benar, bagai memakan buah simalakama.