Rivan A Purwantono sempat dipinang Kementerian BUMN dan menempati posisi Direktur Keuangan PT Kereta Api Indonesia (KAI) menggantikan Didiek Hartantyo yang menempati posisi Direktur Utama PT KAI saat ini. “Saya menjadi karyawan BUMN hanya satu bulan 10 hari,” kata Rivan.
Sebelumnya di PT KAI, Alumnus Filsafat UGM bukan nama baru di Bank Bukopin, sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan PT KAI, selama hampir 1 periode Rivan menjabat sebagai Direktur Konsumer Bank Bukopin sebelum akhirnya dipinang oleh Kementrian BUMN.
Hanya saja, hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank Bukopin (18/6) sepakat mengangkat Rivan A Purwantono menjadi Direktur Utama Bank Bukopin menggantikan Eko Rachmansyah Gindo, yang berakhir masa jabatannya telah mengumumkan untuk mundur dan tidak bersedia untuk dicalonkan kembali.
Penunjukan Rivan A Purwantono dinilai sangat tepat, mengingat nature bisnis Bank Bukopin yang selama ini memang fokus pada bisnis Ritel (UMKM dan Konsumer).
Sebelum bergabung di Bank Bukopin, Rivan sempat menggeluti sektor ritel sebagai General Manager PT Shopie Martin Paris Indonesia (2005-2006). Tahun 2006, Rivan pindah ke Bank Bukopin dan dipercaya menjabat sebagai Private Banking Group Head Bank Bukopin.
Selanjutnya, Rivan diangkat menjadi Liablilities Cinsumer II Head hingga Area Business Group Head. Karir Rivan kian melesat, tahun 2011, ia ditunjuk sebagai Kepala Divisi Sales Management pada 2011. Setahun kemudian, ia menempati bagian Kepala Divisi Dana Komersial. Dan, 2014 ia menempati posisi General Manager Pengembangan Bisnis, tahun 2017 Rivan menduduki posisi General Manager Bisnis Konsumer dan akhirnya diangkat sebagai Direktur Konsumer Bank Bukopin tahun 2018.
Ketika ditanya SWA program kerja yang akan diprioritaskan di Bank Bukopin, Rivan menjawab akan memperbaiki struktur dana, tingkat kepercayaan masyarakat, bagaimana menciptakan ritel yang benar-benar ritel fokus lingkungan masing-masing.
Ia menambahkan, struktur dana, terkait dengan penyaluran kredit personal konsumer. Apalagi di masa pandemi yang masih berlangsung, ada segmentasi yang akan dipilih.
Bahkan Bank Bukopin telah melakukan survei terkait industri apa saja yang terdampak virus corona. Dari industri yang terdampak tersebut, dicari mana saja industri turunannya.
"Ada yang mampu bayar 70 persen, setengahnya, ada yang tak mampu bayar sama sekali. Ini relaksasi harus diberikan bukan berarti mati total," kata Rivan.
Diakui Rivan, ia juga akan menjaga pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) di kantor-kantor cabang Bank Bukopin. Selain itu, dia juga akan fokus pada layanan transaksi di kantor cabang. "Mulai dengan new normal, kita yakin akan lebih bagus diharapkan saatnya recovery menjadi lebih bagus," katanya.
Direktur Operasi dan TI PT Bank Bukopin Tbk Adhi Brahmantya menambahkan, kinerja Bank Bukopin selama 2019, secara konsolidasi mencatat pertumbuhan aset dan laba bersih yang positif. Dari sisi aset secara konsolidasi mencapai Rp 100,26 triliun, tumbuh 4,83 persen dibandingkan 2018, sedangkan laba bersih secara konsolidasi pun meningkan 14,10 persen menjadi Rp 217 miliar.