EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) mengatakan untuk bisa melakukan Initial Public Offering (IPO) subholding Pertamina butuh persiapan yang tidak sebentar. Paling tidak, Pertamina butuh waktu tiga tahun sampai siap melepas subholding untuk dilepas ke publik.
Direktur Strategi Portofolio dan New Ventures, Iman Rachman menjelaskan Pertamina butuh waktu untuk bisa mempersiapkan subholding untuk dilepas ke pasar saham. Butuh waktu satu sampai tiga tahun kedepan untuk bisa merealisasikan hal ini.
"Proses pra IPO itu butuh waktu paling tidak satu sampai tiga tahun. Sebab, saat ini aset semua masih ada di persero," ujar Iman di Komisi VII DPR RI, Senin (29/6).
Iman menjelaskan proses panjang tersebut dimulai dari pembentukan perusahaan yang menjadi conduct dari subholding tersebut. Misalnya dalam sisi kilang, saat ini Pertamina sedang membentuk PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) nantinya perusahaan ini perlu lebih dulu menyerap aset aset kilang yang saat ini tercatat di persero untuk bisa dicatat menjadi aset KPI.
Proses pencatatan KPI sebagai badan hukum pun juga perlu dilakukan. Pasca pencatatan sebagai badan hukum pun, perusahaan tersebut perlu melakukan operasional sehingga bisa menunjukan kinerja keuangan yang menguntungkan.
Dari proses tersebut lah baru bisa terlihat berapa besar market cap dari kinerja subholding tersebut."Sekarang aset belum semua turun. Sedangkan buat IPO asetnya harus turun. Ini masih proses," ujar Iman.
Apalagi, melihat kondisi ekonomi global ditengah ketidak pastian global, langkah IPO tentu tidak bisa terburu buru menurut Iman. Sebab, saat ini saja sebagus apapun nilai perusahaan yang mempunyai pengalaman puluhan tahun nilai indeks sahamnya pasti murah.
"Berdasarkan pengalaman perusahaan sebagus apapun indeks hari ini nggak bagus. Kalau hari ini mau IPO, pasti belum optimal," ujar Iman.
Namun, Iman menjelaskan meski dalam kondisi yang kurang bagus secara nilai hitungan saham persiapan untuk IPO tidak mungkin tidak dilakukan. Ia mengatakan perlu ada proses panjang yang perlu dilakukan dari sekarang.
"Satu dua tahun kan itu dimungkinkan. Tapi ini kan harus dipersiapkan. Itu kan proses persiapan. Satu dua tahun kedepan gak ada yang tau kondisi ekonominya," ujar Iman.