EKBIS.CO, JAKARTA--Kementerian Perindustrian siap berperan aktif menumbuhkan sektor industri substitusi impor. Selain gencar menarik investasi, Kementerian juga mendorong semua unit litbangnya fokus pada inovasi, demi mendukung sektor industri nasional agar bisa menghasilkan produk unggulan berdaya saing global.
“Semakin banyak inovasi yang dimanfaatkan oleh sektor industri, artinya akan membuka peluang pada penciptaan lapangan kerja yang lebih banyak. Sekaligus mendorong tumbuhnya investasi-investasi baru yang tentunya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Doddy Rahadi di Jakarta, pada Rabu, (1/7).
Menurutnya, berbagai unit litbang di lingkungan Kemenperin telah banyak menghasilkan berbagai inovasi yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai industri subtitusi impor. Di bidang industri besi dan baja misalnya, Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) di Bandung telah menguasai teknologi litbangyasa yang bisa membantu industri nasional membuat komponen alat berat dari baja cor untuk pengganti produk impor seperti bracket, boss, dan sprocket.
BBLM Bandung pun telah menjalin kerja sama dengan PT Barata Indonesia dalam pembuatan prototipe roda kereta api. BBLM Bandung juga melakukan kerja sama litbangyasa dengan industri strategis nasional seperti PT Dirgantara Indonesia dalam pengelasam prototype landing gear pesawat N-219 serta mampu memproduksi tapak rantai bagi kendaraan lapis baja (track link tank) milik Tentara Nasional Indonesia (TNI).
“BBLM Bandung terlibat pula dalam pembuatan mobil pedesaan yang merupakan hasil kerja sama dengan Institut Teknologi Nasional (ITENAS), Politeknik Manufakturing (POLMAN), dan Politeknik Sekolah Tinggi Manajemen Industri (STMI) Jakarta,” sebut Doddy. Ie menyebutkan, salah satu unit litbang lainnya di Bandung, yakni Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) juga telah menciptakan inovasi substitusi pasir ottawa yang selama ini diimpor dengan pasir silika lokal sebagai bahan bantu dalam pengujian mutu semen.
“B4T telah berhasil membuat Insulated Rail Joint (IRJ) rel kereta api dari bahan komposit serat gelas dan epoksi resin bertulang baja yang selama ini masih diimpor. Kemudian ada pula litbangyasa terkait energy storage, dan masih banyak lagi,” jelasnya.
Berikutnya, masih di Kota Kembang, Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK) mampu menghasilkan inovasi litbang daur ulang kertas dan karton kemasan aseptik. Hasil daur ulang berupa pulp serat panjang telah digunakan untuk bahan baku pembuatan kertas dan karton, komposit polyfoil (dari polyethilene dan aluminium foil) telah dimanfaatkan untuk atap gelombang, papan partisi, dan luggage cover kendaraan roda empat.
Komposit polyfoil juga dapat digunakan untuk komponen interior kendaraan roda empat. Pemanfaatan tandan kosong sawit (TKS) secara mekanis berpotensi menyubstitusi impor recovered paper sebagai bahan baku untuk industri kertas dan karton (paperboard). Selain itu, litbang pemanfaatan reject hydropulper (plastik) sebagai sumber energi pengganti batubara.
Doddy menambahkan, seluruh unit litbang di lingkungan Kemenperin dapat membangun kemitraan yang lebih erat dan dekat dengan industri besar nasional. Dengan begitu inovasi-inovasi yang dihasilkan dapat berdampak langsung dalam meningkatkan added value (nilai tambah) bagi industri dan meningkatkan peran industri dalam perekonomian nasional.
Doddy mengambil contoh pada sektor industri smelter. “Dengan dilarangnya ekspor bahan tambang mentah, maka seharusnya hal tersebut menjadi peluang yang harus dioptimalkan oleh industri dalam negeri. Lalu peran serta inovasi litbangyasa dalam menaikkan nilai tambah menjadi sangat krusial,” ujarnya.
Potensi tersebut bisa diimplementasikan pada pemanfaatan nikel kadar rendah untuk menjadi bahan baku baterai. Hal ini merupakan salah satu program prioritas nasional sesuai Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Battery Untuk Transportasi Jalan. Apalagi, Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai bijih nikel kadar rendah atau yang biasa disebut limonite (kandungan nikel 0,8-1,5 persen) terbaik di dunia.