EKBIS.CO, JAKARTA -- Dalam rangka menjamin ketersediaan beras, Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengupayakan peningkatkan produktivitas pertanian salah satunya dengan menghasilkan benih padi varietas unggul dan tangguh untuk ditanami di lahan rawan terhadap banjir atau kekeringan atau serangan organisme pengganggu tumbuhan. Tahapan awal ini dinilai sangat penting karena benih penciri produktivitas dan menentukan keberhasilan budidaya.
“Benih sebagai salah satu pengungkit keberhasilan budidaya tanaman, penggunaan varietas yang sesuai dengan kondisi alam akan meningkatkan produksi," ujar Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi di Jakarta, Sabtu (4/7), seperti dalam siaran persnya.
Ia mengatakan saat ini Kementan sedang melakukan optimalisasi rawa sebagai strategi yang akan ditempuh untuk amankan stok pangan nasional pada musim kemarau (MK) di tengah pandemi corona tahun 2020. Pemanfaatan rawa di Kalimantan merupakan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk menjamin produksi pangan khususnya beras.
“Kami berharap bahwa sangat perlu memberdayakan petani produsen yang mandiri, guna mempermudah akses memperoleh benih varietas unggul di setiap daerah, ada juga program desa mandiri benih," tuturnya.
Selain itu, Suwandi juga memaparkan beberapa benih padi varietas unggul (VU) hasil teknologi pertanian. Berikut ini daftarnya VU berdasarkan jenis lahan yang rawan banjir, kekeringan maupun rawan serangan organisme pengganggu tumbuhan yakni:
1. Wilayah lahan rawan banjir, benih yang bisa menjadi pilihan meliputi Inpara 3, Inpara 4, Inpara 5, Inpara 29, Inpara 30, Batanghari, Banyuasin, Siak Raya, Lambur.
2. Wilayah lahan rawan kekeringan, benih yang bisa menjadi pilihan meliputi Inpara 10, Inpara 18, Inpara 19, Situbagendit, Inpago 6, Inpago 7, Inpago 8.
3. Wilayah lahan rawan tungro, meliputi Inpari 5, Inpari 7 , Inpari 21 , Tukad Balian, T.Unda, T.Petanu.
4. Wilayah lahan rawan WBC, meliputi, Inpari 13, Inpari 18, Konawe, Inpari 31, Inpari 33.
5. Wilayah lahan rawan blast, meliputi Inpari 11, Inpari 12, Inpari 17, Batang Piaman, Batutegi, Inpari 32 HBD.
6. Wilayah lahan rawan kresek, meliputi Inpari 1, Inpari 4, Inpari 17, Inpari 18, Conde, Angke dan Inpari 32 HDB.
Selain itu, kini ada beberapa varietas unggul baru (VUB) yang didesain dengan inovasi teknologi pertanian sehingga memiliki keunggulan spesifik dari jenis varietas lainnya seperti benih dengan potensi atau daya hasil yang tinggi diantaranya PH (Hipa 5, Jete dan Hipa 6, Ceva), PTB Gilirang, Cimelati, Ciapus, Mekongga, Inpari 6.
Varietas dengan mutu beras premium diantaranya Memberamo, Ciherang, Cigeulis, Cibogo, Konawe. Varietas dengan inovasi perbaikan ketahanan cekaman biotik mulai dari varietas tahan tungro yakni, Tukad Balian, T. Unda, T.Petanu.
Varietas untuk perbaikan ketahanan cekaman abiotik dimana varietas ini memiliki toleran genangan selama 14 hari diantaranya Inpara 4 dan Inpara 5. Varietas dengan toleran keracunan Fe yakni, Inpara 1 dan Inpara 6.
"Varietas benih juga memiliki keunggulan aromatik seperti Sintanur, Batang Gadis, Situ Patenggang dan Gilirang. Sedangkan varietas yang unggul untuk umur genjahnya ada Inpari 1, Inpari 12 dan terakhir Inpari 13," sebut Suwandi.