EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, fokus pada segmen wisatawan nusantara (wisnus) sebagai langkah awal pemulihan sektor pariwisata yang terdampak pandemi Covid-19. Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Dampak Covid-19 Kemenparekraf, Ari Juliano Gema mengatakan, untuk menggerakkan kembali perekonomian melalui sektor pariwisata, Kemenparekraf memprioritaskan untuk menggarap segmen wisatawan nusantara terlebih dahulu dalam waktu dekat.
Ia mengatakan, wisnus akan menjadi harapan bagi percepatan pemulihan sektor pariwisata Indonesia. Sehingga pemerintah mengajak wisatawan domestik untuk berwisata di dalam negeri dengan tetap menegakkan protokol Cleanliness, Health, and Safety (CHS).
“Untuk membangun kepercayaan terhadap destinasi Indonesia, penerapan protokol CHS dipersiapkan, didukung dengan acuan penerapan protokol kesehatan yang telah dikeluarkan Kementerian Kesehatan dan diturunkan ke panduan protokol kesehatan sektor parekraf, yang antara lain dalam bentuk buku panduan digital dan pembuatan konten kreatif bekerja sama dengan hotel, rumah makan, dan sektor ekonomi kreatif lainnya yang akan segera diluncurkan,” kata Ari akhir pekan ini di Jakarta.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat mencatat jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia pada pada Mei 2020 mencapai 163.600 orang. Posisi ini meningkat 3,10 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Sementara itu, dibandingkan dengan periode yang sama di 2019, kunjungan wisatawan mancanegara mengalami penurunan tajam sebesar minus 86,90 persen. Menurut kebangsaan jumlah wisman terbesar pada Mei 2020 berasal dari Timor Leste sebesar 49,8 persen. Posisi kedua diikuti oleh Malaysia sebanyak 40,6 persen dan China 1,2 persen.
Dari jumlah kunjungan turis tersebut yang menggunakan transportasi darat tercatat sebanyak 114,7 ribu orang atau 70,1 persen. Sementara untuk sektor laut tercatat 48,4 ribu orang atau sebesar 29,6 persen.
“Khusus untuk segmen wisatawan mancanegara, kami terus melakukan soft promotion dengan melakukan kampanye dream now, travel tomorrow. Hal itu lantaran penduduk dunia sangat sensitif saat ini, maka promosi luar negeri juga akan lebih menyuarakan," katanya.
Ari juga menjelaskan, dalam upaya memberikan pengalaman konsumen pariwisata, konsep dreaming adalah salah satu awal yang baik. Oleh karena itu, Indonesia perlu terus melakukan promosi digital untuk menginspirasi wisatawan sehingga saat kondisi sudah memungkinkan untuk melakukan perjalanan, mereka akan memilih berwisata di Indonesia.
“Ketika penyebaran Covid-19 mulai terkendali, masyarakat diharapkan tetap saling mengingatkan untuk menegakkan protokol kesehatan. Belajar dari negara lain yang berhasil menangani Covid-19 dengan baik, yang bangkit terlebih dahulu adalah wisatawan domestiknya,” ujarnya.