Selasa 07 Jul 2020 07:15 WIB

20 Desa Wisata Uji Coba Terapkan Protokol Kesehatan Covid-19

Uji coba penerapan protokol kesehatan melibatkan 1.400 masyarakat desa

Rep: Dedy Darmawan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Bupati Tegal Umi Azizah (kanan) mengecek kesiapan protokol kesehatan di salahsatu tujuan wisata saat simulasi pembukaan obyek wisata Guci, Desa Guci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (4/7/2020). Pemerintah Kabupaten Tegal ditengah pandemi COVID-19, merencanakan kembali membuka obyek wisata puncak Guci dengan menerapkan protokol kesehatan, mengisi QR Code (menunjukkan KTP) dan membatasi pengunjung pada tahap pertama 5 Juli hingga 18 Juli sebanyak 350 pengunjung khusus warga berdomisili di Kabupaten Tegal. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Foto: ANTARA/Oky Lukmansyah
Bupati Tegal Umi Azizah (kanan) mengecek kesiapan protokol kesehatan di salahsatu tujuan wisata saat simulasi pembukaan obyek wisata Guci, Desa Guci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (4/7/2020). Pemerintah Kabupaten Tegal ditengah pandemi COVID-19, merencanakan kembali membuka obyek wisata puncak Guci dengan menerapkan protokol kesehatan, mengisi QR Code (menunjukkan KTP) dan membatasi pengunjung pada tahap pertama 5 Juli hingga 18 Juli sebanyak 350 pengunjung khusus warga berdomisili di Kabupaten Tegal. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Sebanyak 20 desa wisata di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dilibatkan dalam menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Protokol tersebut dikemas dalam gerakan Bersih, Indah, Sehat, Aman (BISA) sebagai bentuk dukungan bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdampak Covid-19.

Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf, Fadjar Utomo, menjelaskan, program ini dilakukan dan didukung para pelaku dan komponen perangkat desa wisata yang berjumlah 1.400 masyarakat desa yang terlibat langsung ke dalam gerakan tersebut.

“Keberadaan desa wisata selama ini terbukti mampu mewarnai keberagaman destinasi pada kawasan pariwisata. Melalui desa wisata, pariwisata membuktikan keberpihakannya sebagai penyerap tenaga kerja pedesaan, sebagai generator pertumbuhan ekonomi wilayah, dan sebagai alat pengentasan kemiskinan,” kata Fadjar dalam Siaran Pers Kemenparekraf, Selasa (7/7).

Fadjar menjelaskan, gerakan BISA merupakan implementasi dari arahan Presiden Jokowi untuk gerakan perlindungan sosial bagi pelaku dan usaha pariwisata dan ekonomi kreatif, melalui gerakan padat karya dan memberikan stimulus bagi para pelaku usaha di sektor parekraf.

“Program BISA Desa Wisata merupakan semacam gerakan padat karya yang bertujuan untuk mengoptimalkan pelaku usaha parekraf dalam menangani dan meningkatkan kebersihan, keindahan, kesehatan, dan keamanan masyarakat di Desa Wisata untuk menghadapi kondisi new normal pascapandemi Covid-19,” katanya.

Bupati Magelang, Zainal Arifin, mengatakan, bahwa saat ini perlu aksi nyata pemerintah dalam membantu masyarakat, antara lain melalui Program Gerakan Bersih, Indah, Sehat, Aman (BISA) pada Desa Wisata di Kabupaten Magelang yang melibatkan para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif.

"Gerakan BISA ini dapat membantu menggerakan perekonomian masyarakat sekaligus mengantisipasi kondisi new normal dengan mempersiapkan desa wisata yang lebih baik yakni mengutamakan faktor health dan hygiene, serta safety dan security yang baik," katanya.

Zainal menjelaskan, pola tren berwisata saat kenormalan baru akan berubah, wisatawan cenderung memilih tempat-tempat dengan aktivitas outdoor dan wisata alam. Namun para pelaku juga ditekankan harus menjaga protokol kesehatan dengan baik agar tidak terjadi gelombang baru pandemi COVID-19.

"Kabupaten Magelang diberi anugerah dari Tuhan panorama wisata alam yang luar biasa indah, maka itu menjadi tugas bagi kita untuk menggali potensinya dengan maksimal. Kondisi mengajak kita bersama melakukan aktivitas kenormalan baru dengan disiplin baik pengelola dan wisatawan yang datang," katanya.

Adapun, ke 20 Desa wisata yang ambil bagian dari program BISA antara lain Desa Wisata Candi Rejo, Desa Wisata Wanurejo, Desa Wisata Karangrejo, Desa Wisata Borobudur, Desa Wisata Karanganyar, Desa Wistata Wringinputih, Desa Wisata Giripurno, Desa Wisata Giritengah, dan Desa Wisata Sambeng.

Kemudian juga Desa Wisata Ngadiharjo, Desa Wisata Majaksingi, Desa Wisata Bigaran, Desa Wisata Kebon Sari, Desa Wisata Ngargogondo, Desa Wisata Tanjungsari, Desa Wistata Tuksongo, Desa Wisata Ngargoretno, Desa Wisata Banyubiru, Desa Wisata Ngawen, dan Desa Wisata Jamuskauman.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement