EKBIS.CO, JAKARTA -- Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Timika, Papua mulai beroperasi. Pembangkit berkapasitas 10 Megawatt (MW) yang terletak di Kampung Pomako, Distrik Mimika Timur, Kabupaten Mimika membuat pasokan daya listrik di Kabupaten Mimika bertambah dari sebelumnya 24,5 MW menjadi 34,5 MW.
Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara PT PLN (Persero), Syamsul Huda, mengatakan, PLTMG Mimika merupakan bagian dari persiapan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020.
Pada PON XX, Kabupaten Mimika akan menjadi tuan rumah untuk berbagai cabang olahraga. Pemerintah sebelumnya resmi menunda PON XX yang sedianya digelar pada Oktober 2020 karena pandemi Covid-19 ditunda menjadi Oktober 2021.
"Meski PON diundur menjadi 2021 akibat Covid-19, tetapi sesuai komitmen, kami tetap menyelesaikan pembangunan pembangkit ini tepat waktu," kata Huda, Kamis (9/7).
PLTMG Timika berhasil meraih Sertifikat Laik Operasi (SLO) untuk mesin pembangkitnya pada 5 Mei 2020. Pengerjaan PLTMG ini memakan waktu sekitar 22 bulan, terhitung sejak Juli 2018.
Total, PLN telah menyiapkan 115 MW pasokan listrik baru untuk Provinsi Papua. Pembangkit tersebut antara lain PLTMG MPP Timika (10 MW), PLTMG Jayapura Peaker (40 MW), PLTMG Biak 1 (15 MW), PLTMG Biak 2 (10 MW), PLTMG Merauke 1 (20 MW), dan PLTMG MPP Merauke 2 (20 MW).
Selain PLTMG Timika, PLN juga tengah melakukan uji komisioning PLTMG Kupang Peaker berkapasitas 40 MW yang berlokasi di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Uji komisioning dilakukan untuk melihat kesiapan pembangkit untuk mengalirkan listrik ke sistem kelistrikan.
"PLTMG Kupang Peaker sedang uji komisioning, rencana selesai pertengahan Agustus 2020. Kami optimistis PLTMG Kupang Peaker dapat beroperasi secara komersial dalam waktu dekat," kata Huda.
Pasokan daya listrik dari PLTMG Kupang Peaker akan disalurkan ke jalur transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KiloVolt (KV) di Sistem Timor. Beroperasinya pembangkit ini akan meningkatkan pasokan daya di sistem Timor menjadi 143 MW dengan beban puncak 106 MW.
"Semoga tambahan pasokan listrik dari infrastruktur ini dapat meningkatkan rasio elektrifikasi dan pertumbuhan ekonomi daerah," kata Huda.