Warta Ekonomi.co.id, Bogor
Bank Sentral China (PBOC) berniat menguji coba penggunaan mata uang digital nasional di layanan transportasi daring, dengan menggandeng mitra swasta.
Unit penelitian mata uang digital dari PBOC bekerja sama dengan perusahaan transportasi daring Didi Chuxing untuk menerapkan pembayaran elektronik berbentuk mata uang digital (DCEP).
"Pembayaran DCEP kini tersedia pada aplikasi perjalanan yang dituju," ujar Didi Chuxing dalam keterangan tertulisnya, seperti yang Warta Ekonomi kutip dari Reuters, Jumat (10/7/2020).
Baca Juga: Ujung dari Krisis Luckin, 'Startup Kopi yang Hobi Bakar Uang'
Baca Juga: Patuhi Amerika, Italia Bakal Boikot Teknologi 5G Huawei Juga?
PBOC memang membentuk tim peneliti sejak enam tahun lalu, guna mengeksplorasi potensi meluncurkan yuan digital demi memotong biaya sirkulasi uang kertas tradisional; serta meningkatkan kontrol pembuatan kebijakan terhadap pasokan uang.
Didi berujar, "kemitraan terjadi ketika pemerintah berupaya mendukung pengembangan sektor ekonomi riil dengan layanan keuangan inovatif."
Tahun lalu, pejabat pemerintah mengklaim, yuan digital China hampir siap. Kabar soal jadwal peluncurannya pun terus tersiar dalam beberapa bulan terakhir, walau PBOC masih melakukan uji coba.
Saat ini, Didi mengaku melayani lebih dari 550 juta pengguna. Sebelum gelombang kedua corona menghantam Beijing, Bos Didi, Cheng Wei mengatakan, "pada awal Juni, pesanan transportasi daring di China telah kembali ke tingkat sebelum pandemi menyerang."
Menurutnya, pesanan puncak harian Didi telah melampaui 30 juta. Sementara itu, unit bisnis berbagi layanan sepedanya, Didi Bike, mencatatkan 10 juta pesanan harian.
Itu berarti, uji coba PBOC dengan Didi berpotensi memperluas akses yuan digital ke puluhan juta pengguna harian platform tersebut.