EKBIS.CO,
JAKARTA -- Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Rina mengatakan, masyarakat perlu mendapat penjelasan bahwa ikan dan produk perikanan aman dikonsumsi bahkan menjadi sumber gizi masyarakat dalam menjaga kesehatan serta mendukung kekebalan tubuh dalam mencegah infeksi penyakit, terutama covid-19. Hal ini disampaikan Rina dalam BKIPM Bincang Santai secara daring bertajuk "Amankah Produk Perikanan dari Covid-19" pada Kamis (9/7).
"Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya menjamin mutu dan keamanan hasil perikanan serta kesehatan ikan di situasi pandemi ini," ujar Rina dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (10/7).
Kata Rina, KKP melalui BKIPM mengambil peranan sesuai kompetensinya terhadap program pemerintah Indonesia dalam menanggulangi Covid-19 yaitu dengan pengawasan pelaksanaan sanitasi dan hygiene pengolahan produk perikanan untuk memastikan produk konsumsi masyarakat bersifat aman.
BKIPM juga melaksanakan program peningkatan kesadaran masyarakat untuk pencegahan Covid-19 melalui berbagai program diantaranya public awareness forum daring, maupun pemberian bantuan bahan kebutuhan sehari-hari serta produk perikanan selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Dalam skala lebih luas, public awareness online forum ini menjembatani komunikasi ilmiah yang bersifat global untuk menjawab isu perikanan dan kesehatan ikan terutama yang terkait dengan public health status atau terkait dengan kesehatan masyarakat," ungkap Rina.
Rina ingin membangun kebersamaan internasional untuk meningkatkan kesadaran terhadap Covid-19 dan webinar ini menjawab keraguan masyarakat dengan kembali menggarisbawahi bahwa ikan aman dikonsumsi selama Covid-19.
Pakar penyakit dan kesehatan ikan dari Michigan State University, Amerika Serikat, Thomas Loch mengatakan produk perikanan senantiasa dijaga mutu dan keamananya bahkan jauh sebelum covid terjadi. Loch memperlihatkan konsep utama dalam menjaga mutu dan keamanan hasil perikanan yaitu manajemen lingkungan budidaya, biosekuriti dan pemeriksaan berkala (surveilan) penyakit ikan.
"Hal tersebut sebenarnya merupakan konsep umum yang telah alam diterapkan oleh para pembudidaya kita dalam mencegah serangan penyakit oleh virus, bakteri maupun agen pathogen lainnya," kata Loch.
Ahli virus dari Australia Dr Agus Sunarto menyatakan virus Covid tidak dapat menginfeksi ikan karena reseptor yang berbeda. Kondisi seluler tubuh ikan berbeda dengan manusia sehingga virus covid tidak dapat bertahan hidup pada ikan, selain ikan juga bukan merupakan inang perantara virus covid.
Agus Sunarto yang juga anggota tim ilmuwan verifikator mutu dan keamanan hasil perikanan terhadap covid yang bekerja di bawah FAO menyebutkan kasus positif pada salah satu komoditas ikan baru-baru ini sebagai akibat dari kontaminasi yang berasal dari pekerja yang positif covid dan juga lingkungan kerja yang tidak higienis.
Ia merekomendasikan untuk menjaga sanitasi dan higienis terutama terhadap kemasan pembungkus ikan serta peralatan memasak dan cara memasak yang benar.
"Virus Covid-19 hancur dengan pemanasan karena dia bersifat thermolabile," kata Agus.