EKBIS.CO, JAKARTA -- Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menyampaikan, pergerakan harga beras di pasar tradisional terus mengalami penurunan dalam seminggu terakhir. Alhasil, omzet pedagang ikut menurun hingga 50 persen.
Ketua Umum Ikappi, Abdullah Mansuri, mengatakan, turunnya harga beras lebih diakibatkan oleh berkurangnya permintaan imbas melemahnya daya beli. Dengan kata lain, rendahnya harga beras saat ini tidak begitu menggembirakan karena tak berdampak positif bagi pedagang.
"Harga relatif turun seminggu terakhir. Ke depannya kita juga tidak tahu akan bagaimana harga beras ini," kata Mansuri saat dihubungi, Kamis (16/7).
Namun, kata Mansuri, penurunan harga beras lebih banyak terjadi pada beras yang masuk kategori jenis medium. Sementara beras premium atau super tetap tinggi bahkan melebihi dari harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah.
Kendati demikian, Mansuri meminta agar Perum Bulog tetap optimal dalam melakukan penyaluran beras terutama ke pasar. Hal itu demi mengantisipasi gejolak harga beras ke depan yang tak terduga. "Saran saya Bulog tetap saja ikut masuk ke pasar supaya harga tetap terjaga," katanya.
Mengutip Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga beras sejak akhir pekan lalu memang dalam tren menurun. Pada Kamis (9/7) pekan lalu, rata-rata harga beras bawah, medium, super sebesar Rp 11.850 per kg. Adapun pada Kamis (16/7) pekan ini harga turun tipis menjadi Rp 11.600 per kg.