EKBIS.CO, TEMANGGUNG -- Harga kopi arabika di tingkat petani pada panen raya tahun ini di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, mulai naik. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung, Masrik Amin Zuhdi, mengatakan, di awal panen pada akhir bulan Mei lalu harganya hanya Rp 5.500 per kilogram, saat ini harganya mulai membaik menjadi Rp 7.500 per kilogram.
"Ini untuk harga chery atau kopi basah merah, saat ini pedagang sudah mulai berlomba-lomba membeli kopi dari petani," katanya, Selasa (21/7).
Ia mengatakan, kopi arabika Temanggung saat ini sudah mulai diburu oleh kalangan penikmat kopi, karena mempunyai cita rasa yang khas yang tidak bisa ditemukan di kopi arabika dari daerah lainnya. Untuk kopi robusta saat ini belum mulai panen, kemungkinan di akhir bulan Juli hingga bulan Agustus mendatang kopi robusta akan panen raya.
"Panennya lebih dulu kopi arabika di bandingkan dengan robusta," katanya.
Ia berharap harga jual kopi robusta saat panen mendatang bisa bagus, meskipun tidak seperti harga jual kopi arabika saat ini. "Memang lebih mahal kopi arabika dibandingkan dengan robusta, semoga saja harga jual kopi robusta nanti bisa seperti tahun-tahun sebelumnya," katanya.
Ia menyampaikan luas areal tanaman kopi arabika di Temanggung sekitar 3.000 hektare dengan produktivitas antara 1 ton hingga 1,2 ton per hektare. Kemudian luas lahan kopi robusta kurang lebih 20.000 hektare dengan produktivitas hampir sama dengan arabika.
"Saat ini yang sudah panen kopi, antara lain di kecamatan Tretep, Wonoboyo, Candiroto, Ngadirejo, Bansari, dan Kledung," katanya.
Seorang petani kopi, Setiyo, mengatakan, memang harga kopi saat ini mulai membaik, namun harganya masih jauh di bawah harga jual kopi tahun 2019. "Tahun lalu harga jualnya antara Rp9.000 hingga Rp10.000 per kilogram," katanya.
Ia berharap harga kopi bisa terus membaik hingga akhir panen raya sehingga petani bisa mencukupi kebutuhan rumah tangganya selama pandemi COVID-19 ini.