EKBIS.CO, JAKARTA -- Proyek gas abadi yang digadang-gadang pemerintah berpotensi molor hingga 2030 mendatang. Kondisi ini disebabkan pasokan gas dunia sedang surplus, sedangkan Blok Masela belum punya pembeli potensial.
Mantan Presiden Indonesian Petroleum Assotiation (IPA), Tumbur Parlindungan menilai, pasokan gas dunia berlebih akan berdampak pada keputusan akhir investasi atau final investment decision (FID) Blok Masela
"Menurut saya, karena gas masih oversupply sampai 2026 dan jika FID rampung 2027, perkiraan saya paling cepat operasinya adalah pada 2030," kata Tumbur, kemarin.
Tumbur berpendapat, Inpex Corporation selaku operator Blok Masela tidak akan melakukan FID apabila pasar dibanjiri para pemain besar industri migas, seperti Qatar dan Petronas. Selain itu, kelebihan pasokan juga memberi peluang bagi pembeli LNG untuk mendapatkan banyak pilihan harga di pasar.
Belum lagi, rencana keluarnya Shell dari Blok Masela, yang ia nilai bakal menambah kompleksitas pengembangan blok migas tersebut.
Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan, Shell telah melaporkan rencana melepas hak partisipasi di Blok Masela. Seluruh prosesnya dilaksanakan secara bisnis bersama Inpex Corporation selaku operator blok tersebut.
"Shell dan Inpex saat ini tengah mencari investor baru untuk Blok Masela," kata Fatar.