EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyoroti pentingnya pengaruh Selat Hormuz terhadap stabilitas harga minyak dunia, karena lebih dari 20 ribu vessel (kapal) yang membawa puluhan juta barel minyak melintasi selat tersebut.
“Kalau saya bilang itu signifikan jumlahnya. Kan yang lewat sana lebih dari 20 ribu vessel (kapal), totalnya puluhan juta barel (minyak),” ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Selasa (16/4/2024).
Pernyataan itu disampaikan Tutuka ketika mengungkapkan sekilas hasil kajian simulasi yang sudah dilakukan oleh Kementerian ESDM bersama Pertamina.
Simulasi tersebut memuat dampak konflik Iran-Israel yang mencakup berbagai parameter seperti kurs, ICP (Indonesian Crude Oil Price), atau harga patokan minyak mentah Indonesia, serta faktor-faktor lainnya.
Ia mengatakan hasil simulasi secara keseluruhan belum dapat dipublikasikan karena harus melalui proses pengkajian bersama Menteri ESDM Arifin Tasrif dan pemangku kepentingan lainnya.
“Pada intinya, (hasil kajian menunjukkan) peran dari Selat Hormuz itu penting sekali. Selat Hormuz itu kan bisa dikelola atau dipegang oleh Iran, itu sangat menentukan,” ujar Tutuka.
Oleh karena itu, tutur Tutuka, penting bagi Pertamina untuk mengantisipasi kemungkinan tersebut, terlebih untuk memenuhi pasokan kebutuhan minyak dalam negeri.
“(Saat ini) belum ada permasalahan, tapi kalau terjadi permasalahan itu (harus diantisipasi),” ucap dia.
Kondisi global tengah berhadapan dengan ketegangan konflik antara Iran dengan Israel. Permusuhan terbaru antara Iran dan Israel dipicu serangan terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April lalu.
Iran kemudian melancarkan serangan balasan dengan menembakkan puluhan rudal balistik dan ratusan drone ke Israel pada Sabtu malam (13/4).
Iran juga sempat menyita sebuah kapal kontainer milik seorang pengusaha Israel dekat Selat Hormuz, di tengah ketegangan yang meningkat antara kedua negara tersebut, sebagaimana yang telah dikonfirmasi oleh Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran.