EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Timah Tbk (TINS) optimistis kinerja perseroan di semester II 2020 akan membaik. Sekretaris Perusahaan, Abdullah Umar Baswedan, mengatakan perbaikan kinerja tersebut didorong oleh perbaikan arus kas yang dilakukan perseroan di sepanjang enam bulan pertama tahun ini.
Pada semester I‐2020, cashflow operasi perseroan naik menjadi Rp 3,17 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar minus Rp 3,33 triliun. "Membaiknya cashflow operasi merupakan indikator sehatnya finansial perusahaan, sehingga bisa mengurangi utang," kata Abdullah, Selasa (4/8).
Abdullah menjelaskan, berkurangnya utang akan berimbas pada berkurangnya beban bunga. Selain itu, perseroan juga melakukan efisiensi dengan mengurangi beban pengeluaran operasional. Sementara dari sisi eksternal, perbaikan kinerja akan didorong juga oleh kenaikan harga logam timah.
Secara operasional, menurut Abdullah, TINS terus melakukan action plan berupa efisiensi di setiap lini bisnis, optimalisasi alat produksi, serta menjaga kinerja produksi dan penjualan agar cashflow tetap optimal. Di samping itu, biaya bahan baku yang berkontribusi besar terhadap struktur biaya disiasati melalui third‐party renegotiation untuk kompensasi yang lebih ekonomis.
TINS juga memanfaatkan backlog atau persediaan timah setengah jadi untuk dilebur kembali menjadi logam timah dengan spesifikasi standar LME. Hal ini disebut akan memberikan kontribusi positif terhadap penerimaan perusahaan.
Sampai dengan Juni 2020 tercatat pendapatan TINS sebesar Rp 7,98 triliun atau turun 18,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 9,79 triliun. Namun, secara kuartalan, Gross Profit Margin (GPM) perseroan di kuartal II naik menjadi 3,1 persen dari sebelumnya minus 4,0 persen.
Selain itu, Net Profit Margin (NPM) perseroan juga naik menjadi minus 4,9 persen dari sebelumnya minus 9,4 persen. Sehingga, pada kuartal II tercatat rugi bersih sebesar Rp390,07 miliar mampu ditekan dari posisi kuartal I sebesar Rp412,86 miliar.