EKBIS.CO, BANDUNG -- Kementerian Perdagangan berkomitmen membantu pemasaran produk inovasi lokal terutama ke mancanegara. Berbagai upaya terus dilakukan salah satunya menjalin kerja sama dengan pebisnis di luar negeri melalui atase perdagangan.
Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga menyontohkan, pihaknya kini mulai menjajaki kerja sama untuk memasarkan berbagai simulator produksi AVS, Bandung. "Saya yakin hasil karya anak bangsa ini mampu bersaing dengan produk buatan luar negeri," ujar Jerry saat mengunjungi pabrik AVS di Bandung, Selasa (4/8).
Jerry menjelaskan, AVS yang bertempat di Kota Bandung ini berhasil dalam menciptakan berbagai simulator baik untuk kebutuhan militer, medis, hingga telekonferensi. Sebagai contoh, AVS mampu menciptakan virtual body anatomy yang bermanfaat untuk pendidikan kesehatan khususnya di fakultas kedokteran. Bahkan, kini AVS pun tengah mengembangkan robot berbentuk lengan yang bisa mengoperasi jantung manusia dari jarak jauh. "Ini luar biasa. Kita harus apresiasi, harus kita dorong," katanya
Sesuai dengan tugas kementeriannya, kata Jerry, ia akan membuka pasar luar negeri agar produk tersebut terjual. "Tupoksi kami mendorong dan mengembangkan ekspor nasional. Simulator di sini sangat potensial untuk didorong," katanya.
Sebagai contoh, kata dia, pihaknya sudah meminta setiap atase perdagangan yang ada untuk mendata kebutuhan negara bersangkutan akan produk tersebut. Selanjutnya, berbagai promosi akan dilakukan dengan langsung mempertemukan AVS dengan pebisnis di negara terkait.
"Kami sudah berkoordinasi, termasuk dengan Indonesia Trade Promotion Center. Dengan jejaring yang kita miliki, kita bisa melihat kesempatan mereka untuk mengembangkan bisnis di sana," katanya.
Jerry pun mengakui, terdapat kendala dalam membuka pasar ekspor. Salah satunya karena regulasi yang belum tentu sama di negara tujuan. Selain itu, juga perlu koordinasi dan sinergi antara pihaknya dengan kementerian terkait lainnya di dalam negeri. "Ini tantangan, agar kita bisa sinergi dengan kementerian lain," katanya.
Sementara menurut Pendiri AVS, Rivira Yuana, produk ciptaannya mampu bersaing dengan buatan luar negeri. Selain memiliki kualitas yang juga baik, harga simulator buatannya sangat bersaing.
Sebagai contoh, kata dia simulator untuk memasang ring jantung yang digunakan banyak perguruan tinggi di Indonesia berasal dari luar negeri dengan harga yang fantastis. "Simulator pasang ring jantung dari luar negeri harganya Rp 11 miliar. Padahal kalau dari kita, hanya Rp 6 miliar," katanya.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga mampu menciptakan robot tangan untuk operasi jantung. Dengan berbagai teknologi yang dimiliki, dokter bisa mengoperasi jantung pasien dari jarak jauh.
"Dokternya di Jakarta, bisa mengoperasi pasien yang di Maluku. Dokternya mengoperate robot itu dari Jakarta," katanya.
Menurutnya, pembangunan robot tangan ini sudah mencapai 75 persen. Sekarang, proses pengerjaannya sudah masuk tahun ke dua. "Target kami tiga tahun," katanya.
Tak hanya itu, kata dia, pihaknya pun menciptakan aplikasi video konferensi dengan tingkat keamanan yang tinggi. "Kalau aplikasi biasa password-nya mudah diretas," katanya.
Rivira mengatakan, aplikasinya ini sudah dipesan oleh Badan Sandi dan Siber Negara. Aplikasi video konferensi ini, untuk kepentingan lembaga negara, agar keamanannya baik dan tidak mudah diretas.
Selain itu, kata dia, pihaknya sudah mengekspor simulator seperti ke Filipina. Menurutnya, negara tetangga sudah memesan advance simulator untuk digunakan militer. "Kami juga memproduksi simulator tank, kereta, pesawat terbang," katanya.