EKBIS.CO, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 membuat rencana beroperasinya PLTU Batang sebesar 2 X 1.000 MW tertunda. PT. Adaro Energy memutuskan untuk melakukan evaluasi proyek ini sehingga penundaan tidak terlalu lama.
Direktur Utama Adaro Energy Garibaldi Thohir menjelaskan hingga akhir Juni 2020 kemarin perkembangan konstruksi sudah mencapai 94 persen. Namun karena pandemi maka penyelesaian konstruksi menjadi terhambat.
"COD unit pertama telah ditunda dan penyelesaian konstruksi pembangkit juga mungkin akan tertunda. Evaluasi sedang dilakukan untuk meminimalkan penundaan ini," ujar Garibaldi, Sabtu (15/8).
Namun, Garibaldi menjelaskan untuk kinerja TPI sendiri dan MSW masih mencatatkan kinerja yang solid pada paruh pertama tahun ini. Ia menjelaskan PT Makmur Sejahtera
Wisesa (MSW) mencapai faktor ketersediaan aktual 92,4 persen pada semester pertama tahun ini dibandingkan target yang ditetapkan sebesar 91,8 persen.
Sementara itu, PT Tanjung Power Indonesia (TPI) melanjutkan perkembangan yang menjanjikan dengan mencapai faktor ketersediaan 98,1 persen pada semester pertama dibandingkan target 85,3 persen.
Garibaldi juga menjelaskan Adaro Power tetap juga melakukan transformasi dan ekspansi pembangkit tenaga listrik di bidang energi terbarukan. Ia menjelaskan Adaro sedang mengembangkan proyek pembangkit listrik untuk penggunaan unit bisnis sendiri.
"Adaro Power terus mempelajari proyek-proyek energi terbarukan seperti biomassa, tenaga angin, dan sel surya untuk mendukung PLN melalui unsolicited proposal dan tender," ujar Garibaldi.
Saat ini, rencana Adaro Power untuk meningkatkan kapasitas sel surya di Terminal Khusus Batu Bara Kelanis sedang dalam fase studi teknis dan finalisasi kontrak EPC. Melalui ekspansi ini, kapasitas sel surya akan meningkat dari 130 kWp menjadi 597 kWp.