EKBIS.CO, JAKARTA -- Dampak pandemi Covid-19 membuat permintaan batu bara pasar internasional juga mengalami penurunan. Pasar batu bara juga mengalami tekanan dengan turunnya harga batubara menjadi 55,08 dolar AS per ton.
Direktur Utama Adaro Energy, Garibaldi Thohir menjelaskan saat ini pasokan seaborne pada kuartal dua mengalami penurunan permintaan. Hal ini juga disebabkan pengurangan pasokan dari Australia dan Indonesia.
Ia menjelaskan produksi batu bara Indonesia turun 5 persen pada periode Januari-Juni 2020 akibat rendahnya permintaan baik di pasar domestik maupun seaborne, serta akibat turunnya harga.
Garibaldi merinci, saat ini di China saja pembangkit listrik naik 6,5 persen. Impor batu bara mereka juga naik 15 persen menjadi 136 juta ton.
"Namun, tetap ada kekuatiran akan adanya pembatasan impor China sampai akhir tahun. Selain itu, aktivitas ekonomi dan permintaan batu bara India tetap lemah walaupun lockdown telah dilonggarkan," ujar Garibaldi.
Sementara itu, kata dia permintaan dari Korea Selatan dan Jepang pada semester pertama juga terdampak oleh penurunan pendapatan akibat pandemi dan terbatasnya pembakaran batu bara di musim dingin. Di sisi lain, Vietnam telah melampaui impor batu baranya pada kuartal dua dibandingkan periode yang sama tahun lalu karena kapasitas PLTU-nya dan gelombang panas yang berkepanjangan yang terjadi di negara ini.
"Di tengah kondisi pasar yang lemah saat ini, perusahaan tetap yakin dengan fundamental jangka panjang pasar batu bara termal karena wilayah-wilayah seperti Asia Tenggara dan Asia Selatan terus mengupayakan peningkatan di sektor ketenagalistrikan," ujar Garibaldi.