EKBIS.CO, SIKKA -- PT Indra Karya (Persero) terus berkomitmen melanjutkan misinya untuk berkontribusi dalam kegiatan percepatan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) di tengah pandemi virus corona ini sesuai dengan nawacita Pemerintah.
Komitmen ini ditandai dengan tetap berjalannya proyek pembangunan infrastruktur Sumber Daya Air (SDA) di beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya Bendungan Napun Gete yang berada di lokasi Desa Ilin Medo dan Desa Werang Kecamatan Waiblama Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Berjalannya proyek tersebut merupakan sebuah langkah yang konsisten Indra Karya sebagai salah satu BUMN, dalam upaya pemulihan dan penguatan perekonomian di Indonesia dengan tetap mengedepankan protokol penanganan Covid-19 yang sangat ketat.
"Progress Bendungan Napun Gete saat ini telah mencapai 84,21%, saat ini tengah memasuki tahapan mechanical dan landscape dengan rencana impounding akhir tahun ini. Kami, Indra Karya sebagai BUMN Konsultan Engineering terintegrasi, mendapatkan peran sebagai pelaksana supervisi pada proyek bendungan Napun Gete ini. Bendungan ini merupakan salah satu proyek strategis nasional yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR untuk mengatasi kekeringan di Propinsi NTT terutama di Kabupaten Sikka," ungkap Eko Budiono selaku direktur PT Indra Karya (Persero), dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (14/8).
Ia menambahkan, ketersediaan air menjadi kunci pembangunan di NTT yang memiliki curah hujan lebih rendah dibanding daerah lain mengingat mayoritas mata pencaharian masyarakat sebagai petani dan nelayan. Menurut data yang dirilis BMKG, terdapat Sembilan daerah yang berstatus waspada kekeringan, yaitu wilayah bagian Utara Bajawa dan Wolomese di Kabupaten Ngada; Kelimutu di Kabupaten Ende; Paga dan Lela di Kabupaten Sikka; Buaysuri di Lembata; serta Teluk Mutiara di Kabupaten Alor.
"Kita upayakan pembangunan Bendungan Napun Gete ini selesai lebih cepat karena mengejar musim hujan 2021. Dengan selesainya bendungan ini, diharapkan dapat mendorong pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 khususnya di bidang pertanian," tutur Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pada kunjungannya awal Agustus 2020 ini.
Eko menyebutkan, pembangunan Bendungan Napun Gete yang telah dilaksanakan sejak Januari 2017 dan direncanakan selesai Oktober 2020 ini, memanfaatkan biaya APBN sebesar Rp 800 miliar.
Secara umum, progress pembangunan bendungan telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas dan progress pekerjaan yang dicapai sangat baik.
Menurutnya, pencapaian target pekerjaan dan kualitas pekerjaan ini tentunya tidak terlepas dari konsistensi dan peran serta dari kapasitas masing-masing pihak melalui kolaborasi BUMN antara kontraktor dan Divisi Engineering I, Divisi Engineering II, Divisi Engineering III, Divisi Usaha Khusus & Investasi; konsultan BUMN yakni PT Nindya Karya (Persero) selaku Kontraktor dan PT Indra Karya (Persero) sebagai Konsultan Supervisi yang bertugas menjaga kualitas dari pelaksanaan pekerjaan melalui pengawasan di lapangan.
Bendungan Napun Gete memiliki kapasitas tampung 11,22 juta m3 dengan luas genangan 99,78 ha. “Dengan kapasitas tersebut, bendungan ini direncanakan mampu mengairi area irigasi seluas 300 hektar,” ujarnya.
Bendungan multifungsi ini juga berfungsi sebagai penyedia air baku sebagai solusi kekeringan di Kabupaten Sikka sebanyak 214 liter per detik, sebagai sumber air bagi pertanian, pengendali banjir sebanyak 219 meter kubik per detik dan memiliki potensi pembangkit tenaga listrik sebesar 0,71 megawatt.
“Bendungan ini juga bermanfaat untuk pengendali banjir dan dan sebagai lahan konservasi serta pengembangan sektor pariwisata yang dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat sekitar bendunga,” paparnya.
Sebagai tambahan informasi, PT Indra Karya (Persero) telah ikut serta dalam pembangunan 36 bendungan dari total 56 bendungan Proyek Strategis Nasional yang sedang dan akan dibangun di era Presiden Joko Widodo.