Rabu 19 Aug 2020 01:10 WIB

Dirut Sebut Transformasi Sarinah tak Saingi Grand Indonesia

Konsep yang diangkat Sarinah adalah community mall.

Red: Nidia Zuraya
Mal Sarinah yang merupakan pusat perbelanjaan pertama di Indonesia. ilustrasi
Foto: Republika
Mal Sarinah yang merupakan pusat perbelanjaan pertama di Indonesia. ilustrasi

EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Fetty Kwartati menjelaskan transformasi yang tengah dilakukan perseroan akan menjadikan mal tersebut unik tidak secara khusus untuk menyaingi mal-mal di sekitarnya, seperti Grand Indonesia maupun Plaza Indonesia. Fetty menjelaskan konsep mal Sarinahakan mengangkat community mall dan diharapkan menjadi ikon Jakarta atau destinasi yang wajib dikunjungi (must visit place).

"Konsep yang diangkat Sarinah adalah community mall, tidak head to head dengan Grand Indonesia, atau Plaza Indonesia atau mal lainnya, tapi menjadi mal yang unik karena mengandalkan komunitas neighbourhood dan public engagement," kata Fetty Dalam jumpa pers Pencanangan Perdana Tranformasi Sarinah di Jakarta, Selasa (18/8).

Baca Juga

Selain HUT ke-75 RI, momen 17 Agustus lalu juga menjadi hari jadi ke-58 BUMN yang menjadi wadah industri kreatif Tanah Air tersebut. Dalam peringatan hari jadi tahun ini, Sarinah juga melakukan pencanangan perdana transformasi yang akan membawa perseroan kepada tren kekinian dan pola belanja yang modern.

Dalam transformasinya, Sarinahakan mengubah empat area yakni ritel, trading, digital, dan properti. Khusus pada sektor retail, Sarinah tidak lagi dikenal sebagai toserba atau department store, melainkan specialty store.

Menurut Fetty, perubahan tersebut lebih sesuai dengan tren pola belanja masyarakat saat ini. Ada pun produk yang akan dijual pada specialty store mencakup fesyen, kerajinan, kesehatan dan kecantikan, aksesoris, hingga tas.

Sarinah juga akan mengunggulkan budaya kuliner dengan menyajikan masakan nusantara pada bisnis Food and Beverage. Kedai kopi tengah menjamur juga akan tersedia di mal Sarinah.

Untuk menjangkau pelaku usaha internasional dan merambah turis mancanegara, Sarinah juga menghadirkan toko bebas pajak (duty free) dengan menempatkan lokasi tidak hanya di pusat kota, tetapi juga Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng serta Ngurah Rai, Bali.

Tentunya, produk karya UMKM yang sudah terkurasi dari berbagai kategori akan dipajang di Trading House. Sarinah diharapkan bisa menjadi agregator dan pusat data produk UMKM Indonesia untuk dipasarkan secara daring dan luring.

"Trading house menjadi showcase produk yang sudah terkurasi dan bisa menjadi meeting hub antara mitra internasional dan UKM," kata Fetty.

Fetty menambahkan konsep baru yang akan dihadirkan Sarinah, yakni zona budaya (culture zone) yang memberi edukasi baik budaya kuliner, seni hingga pengalaman (experience). Untuk memfasilitasi pekerja milenial, Sarinah juga menyediakan coworking space yang sebelumnya tidak ada di mal tersebut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement