EKBIS.CO, SWA.CO.ID--Kekhawatiran dampak pandemi Covid-19 di antara para nasabah asuransi di Indonesia, mendorong mereka untuk menerapkan gaya hidup lebih sehat bersamaan dengan penggunaan teknologi digital yang lebih luas. Hal ini terungkap dalam survei Manulife Asia Care yang dilaksanakan pada akhir Mei lalu, dimana menargetkan 300 nasabah asuransi di Indonesia yang memiliki polis Manulife atau asuransi perusahaan lainnya.
Hasil survei juga mengungkapkan kekhawatiran mengenai dampak pandemi jangka panjang terhadap ekonomi lokal. Responden menunjukkan optimisme yang terendah di antara 8 pasar di Asia terhadap perkembangan Covid-19 hingga enam bulan ke depan.
"Hampir tiga perempat (74%) responden menyebutkan bahwa Covid-19 akan semakin serius pada paruh kedua tahun 2020, melebihi rata-rata di regional sebesar 41%," ujar Ryan Charland, Presideànt dan CEO Manulife Indonesia.
Penggunaan teknologi digital berskala besar selama pandemi juga terlihat di antara responden di seluruh kawasan. Namun di Indonesia, penggunaan digital nampak lebih jelas lagi. Survei menunjukkan mereka beralih dari belanja secara offline ke online (65%), menggunakan layanan online seperti pembayaran, belanja dan pengiriman makanan (71%) dan khususnya menggunakan media online untuk mencari berita dan bersosialisasi (keduanya sebesar 69%).
Covid-19 juga telah mempercepat tren yang sudah ada terutama digitalisasi dalam gaya hidup. Pola dan kebiasaan seperti ini bahkan memberikan alasan tersendiri untuk meyakini bahwa perubahan kebiasaan ini, setidaknya sebagian, akan bersifat permanen.
"Di Indonesia, digitalisasi dan penggunaan smartphone telah memudahkan masyarakat Indonesia memperoleh akses ke layanan keuangan dan media online lainnya. Covid-19 telah membantu memperkuat nilai layanan dan alat (media) digital," katanya.
Sejalan dengan meningkatnya minat pada digital, terdapat pula pergerakan menuju pengelolaan keuangan pribadi yang lebih teratur. Menurut Ryan, hal ini mencerminkan meningkatnya minat responden Indonesia untuk membeli tambahan asuransi baru.
Hasil survei menyebutkan bahwa sebanyak 72% nasabah yang telah memiliki asuransi mengatakan bahwa mereka berencana membeli tambahan asuransi dalam 18 bulan ke depan. Hal ini jauh lebih tinggi dari rata-rata di kawasan yakni sebesar 62%.
Produk terkait penyakit kritis mencapai (34%), asuransi jiwa (30%), kesehatan (30%) dan rawat inap (29%) adalah produk-produk asuransi baru utama yang dipertimbangkan oleh para nasabah asuransi Indonesia.
“Kami memahami kebutuhan nasabah yang beragam, terutama perlindungan terhadap kesehatan dan penyakit kritis yang dapat terjadi kapan saja dan kepada siapa saja. Selama pandemi Covid-19, Manulife Indonesia terus berupaya mendorong nasabah untuk menerapkan gaya hidup sehat dengan rutin berolahraga, makan sehat dan mengikuti aturan social distancing yang diberlakukan pemerintah,” tutur Ryan.
Editor : Eva Martha Rahayu
www.swa.co.id