Kamis 27 Aug 2020 07:46 WIB

Bioskop di Jakarta Dibuka, Ini Kata Wishnutama

Simulasi dan penerapan protokol kesehatan di bioskop sudah dimulai sejak Juli.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Suasana gedung bioskop Metropole XXI Megaria, Cikini, Jakarta, Rabu (26/8). Tim Pakar Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 berencana membuka kembali bioskop di masa pandemi Covid-19, dengan alasan bioskop berkontribusi untuk meningkatkan imunitas masyarakat yang berkaitan dengan penanganan Covid-19. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Suasana gedung bioskop Metropole XXI Megaria, Cikini, Jakarta, Rabu (26/8). Tim Pakar Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 berencana membuka kembali bioskop di masa pandemi Covid-19, dengan alasan bioskop berkontribusi untuk meningkatkan imunitas masyarakat yang berkaitan dengan penanganan Covid-19. Republika/Putra M. Akbar

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio, menyatakan pembukaan kembali bioskop di sejumlah wilayah yang telah dinyatakan aman dari Covid-19 akan menggeliatkan dunia perfilman dan insan kreatif di Indonesia. Pihaknya mendukung rencana Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membuka kembali bioskop yang ada di wilayah DKI Jakarta dalam waktu dekat.

Ia mengatakan pembukaan kembali bioskop dapat membangkitkan sektor ekonomi kreatif yang sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19. "Dengan bioskop kembali beroperasi, ini akan berdampak besar terhadap perkembangan ekonomi kreatif, khususnya subsektor perfilman," kata Wishnutama dalam pernyataan resminya, Kamis (27/8).

Baca Juga

Pihaknya sebelumnya mengusulkan kepada Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 untuk mendorong pembukaan kembali bioskop khususnya di wilayah DKI Jakarta. Wishnutama mengatakan telah menyiapkan berbagai hal untuk mendukung operasional bioskop di era adaptasi kebiasaan baru. Kemenparekraf telah menyusun handbook atau buku panduan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, and Environmental Sustainability) bagi pengelola bioskop dan pengunjung untuk diterapkan ketika bioskop telah siap dibuka kembali. Selain itu, kata Wishuntama, jajarannya telah membuat video layanan masyarakat mengenai pentingnya menerapkan protokol kesehatan seperti menjaga jarak, mengenakan masker, tidak makan saat di dalam bioskop, serta selalu mencuci tangan di bioskop dan tempat-tempat keramaian lainnya.

"Dalam operasional bioskop kembali nanti, pengelola dan pengunjung harus mengedepankan penerapan protokol kesehatan yang ketat untuk mencegah penyebaran Covid-19 dan agar keamanan pengunjung bioskop pun terjamin," katanya.

Selain telah mempersiapkan panduan pelaksanaan protokol kesehatan di bioskop, Wishnutama menuturkan pihaknya juga telah melaksanakan simulasi pembukaan dan penerapan protokol kesehatan di bioskop sejak Juli 2020. Simulasi ini bertujuan agar semua pihak, baik pelaku usaha maupun masyarakat paham akan prosedur-prosedur yang harus dijalankan.

"Sebelum benar-benar dibuka, kita lakukan simulasi terlebih dahulu. sehingga kapanpun (bioskop) dibuka kita sudah siap. Dengan adanya panduan protokol kesehatan salah satunya di sektor perfilman ini, saya harap industri ini bisa produktif kembali, dari produksinya, bioskopnya dan berbagai macam aktivitas lainnya yang beberapa bulan terhenti," ungkap Wishnutama.

Sebelumnya, dalam konferensi pers virtual di BNPB, Rabu pagi, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyampaikan rencana pembukaan bioskop di Jakarta akan dilakukan dalam waktu dekat dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

"Dalam waktu dekat ini kegiatan bioskop di Jakarta akan kembali dibuka. Semuanya harus disiplin, semuanya mengikuti protokol, bila tidak diikuti maka langsung kita akan lakukan penutupan," ujar Anies.

Selama ini sektor perfilman menjadi salah satu subsektor ekonomi kreatif yang cukup menjanjikan dalam menyumbang pendapatan negara. Berdasarkan data Badan Ekonomi Kreatif jumlah penonton bioskop meningkat hampir lima kali lipat pada 2018 menjadi 52,5 juta orang. Peningkatan ini dipengaruhi oleh bertambahnya jumlah bioskop yang ada di Tanah Air.

Menurut data dari Katalog Film Indonesia (KFI), dalam kurun waktu antara 2012-2016, jumlah bioskop di Indonesia hanya terdapat 145 bioskop dengan total 609 layar. Kemudian pada 2017 jumlah ini meningkat menjadi 1.518 layar. Hingga di tahun 2018, jumlah bioskop di Indonesia mencapai 312 dengan jumlah layar mencapai 1.681.

Hal ini berdampak langsung pada meningkatnya sumbangan industri film pada Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nasional. Data Kementerian Keuangan pada 2015 menyebut industri film hanya menyumbang 0,16 persen dari total PDB. Di tahun 2018, jumlah itu melonjak signifikan menjadi 6,09 persen dari total PDB.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement