EKBIS.CO, JAKARTA -- Perum Bulog resmi mendapatkan penugasan penyaluran bantuan sosial beras sebanyak 450 ribu ton untuk 10 juta keluarga. Direktur Utama Bulog, Budi Waseso, mengatakan, program ini dapat membantu perusahaan meningkatkan penyerapan gabah dari petani.
"Program ini sekaligus akan membantu petani, mulai hari ini saya mulai menyerap lagi sebanyak mungkin produksi petani tidak ada alasan untuk tidak menyerap," kata Buwas, sapaan akrabnya dalam Launching Bantuan Sosial Beras di Jakarta, Selasa (2/9).
Ia mengatakan, minimal, penyerapan gabah mulai dilakukan untuk menggantikan 450 ribu ton beras yang akan keluar untuk program bantuan sosial. Adapun, target penyerapan dan pengadaan beras tahun ini sebanyak 1,4 juta ton. Hingga 2 September 2020, total pengadaan mencapai 931.577 ton.
"Bisa mencapai target bahkan bisa lebih (dari target). Sudah pasti (serapan) akan meningkat," katanya menambahkan.
Sebagaimana diketahui, Bulog saat ini tidak lagi menjadi penyalur tunggal bantuan beras dalam program Bantuan Pangan Non Tunai. Di mana, sebelum 2017, Bulog secara rutin menyalurkan bantuan beras minimal 2,4 juta setiap tahunnya.
Saat ini, penyalur beras menerapkan sistem pasar bebas sehingga Bulog kehilangan pasarnya dan kesulitan dalam menyalurkan beras yang diserap dari produksi petani. Alhasil, stok beras Bulog sempat mengalami kerusakan yang berujung pada tindakan disposal beras sehingga merugikan perusahaan.
Menteri Sosial, Juliari Batubara, mendorong Bulog untuk lebih optimal dalam melakukan penyerapan hasil panen petani. Menurut dia, kenaikan penyerapan gabah merupakan dampak positif lain dari program bantuan beras yang sudah dianggarkan pemerintah.
Adapun total anggaran yang dialokasikan untuk bantuan beras sebanyak 450 ribu ton untuk 10 juta keluarga tersebut sebesar Rp 5,1 triliun. Dana tersebut untuk keperluan pembayaran beras ke Bulog sekaligus biaya distribusi beras hingga ke setiap keluarga.