EKBIS.CO, JAKARTA -- Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia atau AFPI berharap pemerintah dapat memberikan loading program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dalam rangka membantu industri fintech lending di masa pandemi Covid-19. Ketua Harian AFPI Kuseryansyah mengatakan, kalau di beberapa negara maju ketika kondisi pandemi saat ini memberikan fintech lending loading, jadi program bantuan pemerintah bagi pelaku UMKM dan kelompok marjinal dimasukkan serta disalurkan melalui fintech lending.
"Harapannya dengan adanya loading program pemulihan ekonomi nasional dari pemerintah, proyeksi penyaluran dana tahun ini sebesar Rp 60 triliun kemungkinan bisa bertambah," kata Kuseryansyah dalam seminar daring di Jakarta, Rabu (2/9).
Selain proses penyaluran dana serta bantuan yang cepat, industri fintech lending juga dapat terbantu dengan adanya loading program pemulihan ekonomi nasional dari pemerintah.
Dia juga mengatakan bahwa kalau tahun lalu penyaluran dana atau pinjaman melalui fintech lending mencapai Rp 58 triliun, tahun ini kalau menurut rencana proyeksi penyaluran seharusnya sebesar Rp 86 triliun.
Namun karena adanya pandemi maka proyeksinya dikoreksi untuk tahun ini, sehingga kemungkinan jumlah dana yang tersalurkan melalui fintech lending akan menjadi Rp 61 triliun. "Fintech lending pada masa pandemi ini sangat terpengaruh, walaupun selama dua bulan terakhir sudah melewati masa terendah dari industri dan bergerak naik dari kondisi terendah kita pada bulan April dan Mei 2020," ujar Ketua Harian AFPI tersebut.
AFPI sendiri juga tetap mendorong semua fintech lending untuk menjaga kestabilan non-performing loan atau NPL meskipun ada tren meningkat, kemudian melakukan optimalisasi FDC (Fintech Data Center) sebagai bentuk mitigasi risiko overindebtnes borrower, dan juga menjaga segmen pasar yang masih stabil.
"Di samping itu fintech lending ini juga perlu berkolaborasi dengan ekosistem digital lainnya, seperti e-commerce dan sebagainya," kata Kuseryansyah.