Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Singapura kembali meluncurkan uji coba jaringan telekomunikasi 5G selama tiga bulan untuk pelanggan kelas individu. Dengan adanya uji coba itu, puluhan ribu pelanggan Singtel akan merasakan internet berkecepatan lebih dari 1 giga per bytes (gbps).
Mengutip laman KrAsia, Kamis (3/9/2020), 20 ribu pelanggan pertama Singtel akan menikmati konektivitas 5G gratis, dengan tambahan 10GB data lokal. Pelanggan operator lain juga bisa terlibat dalam uji coba dengan membayar 7 dolar AS (sekitar Rp103,5 ribu) sebulan.
âDengan COVID-19 yang mendorong hampir seluruh kegiatan berjalan secara daring dan meningkatkan ketergantungan kami pada layanan digital untuk bekerja, belajar, dan bermain, 5G bertujuan menjadi pendorong besar dalam kehidupan di tengah adaptasi kebiasaan baru ini,â ujar CEO Bisnis Konsumen Singtel, Yuen Kuan Moon.
Baca Juga: Analis: Sanksi Amerika Bisa Depak Huawei dari Pasar Smartphone
Baca Juga: Startup Story: SayurBox, Ketiban 'Durian Runtuh' Saat Pandemi
Asal tahu saja, di Singapura, Singtel bukan yang pertama menawarkan 5G kepada pelanggan. Pada 18 Agustus, pesaingnya, StarHub juga merilis jaringan 5G; mencakup sekitar 53% wilayah berpenduduk di Negeri Singa.
Perusahaan menargetkan, âuntuk menjangkau 70% wilayah berpenduduk pada September 2020.â
Singapura sendiri ingin memperluas jaringan 5G secara nasional pada 2025. Pada Juni 2020, pemerintah memberikan lisensi kepada Singtel, perusahaan patungan oleh StarHub dan M1, serta TPG Telecom untuk mengoperasikan jaringan 5G nasional.
Singtel dan StarHub-M1 masing-masing menggandeng Ericsson dan Nokia sebagai pemasok jaringan utamanya. Sementara itu, TPG Telecom memilih Huawei.
Perlu Anda ketahui, 5G menyediakan bandwidth yang lebih besar, latensi lebih rendah, dan kecepatan lebih tinggi 10x lipat dari 4G. Dengan jaringan 5G, Singapura bermaksud membuka jalan untuk teknologi baru, seperti swakemudi, internet of things, dan big data.
Selain Singapura, Thailand sudah lebih dulu menerapkan layanan 5G di Asia Tenggara pada Mei 2020. Operator telekomunikasi di Negeri Gajah Putih itu kabarnya akan menginvestasikan 10 miliar dolar AS (sekitar Rp147,8 triliun) untuk jaringan 5G di seluruh wilayah pada 2025, menurut laporan konsultan manajemen Kearney.
China juga telah meluncurkan jaringan 5G terbesar pada November lalu; dengan tiga perusahaan telekomunikasi milik negara sebagai pembangun layanan 5G di 50 kota.