EKBIS.CO, JAKARTA -- Hingga pertengahan tahun ini tercatat penyerapan biodiesel telah mencapai 4,36 juta kilo liter (kl) atau sudah mencapai sekitar 68 persen dibanding angka penyerapan sepanjang 2019.
"Pandemi ditengarai sedikit memperlambat penyerapan biodiesel akibat penurunan serapan sektor transportasi, namun pemerintah optimistis di akhir tahun penyerapan FAME lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebagai dampak implementasi B-30," kata Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, Jumat (4/9).
Peningkatan konsumsi biodiesel naik signifikan sejak 2016. Pada 2018, konsumsinya sebesar 3,75 juta kl atau meningkat hampir 50 persen dibandingkan pada 2017 dengan penyerapan sebesar 2,57 juta kl. Kebijakan mandatori berlanjut hingga 2019 sehingga konsumsi biodiesel berada pada angka 6,39 juta kl.
Selain mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM, pemanfaatan biodiesel untuk bahan bakar diharapkan mampu memberikan multiplier efek yang lebih besar kepada para petani sawit.
Dukungan dan apresiasi dari berbagai pihak dilontarkan, salah satunya disampaikan oleh Manajer Riset Traction Energy Asia, Ricky Amukti.
"Ke depannya dengan mandatori ini kami berharap petani swadaya bisa secara langsung berkontribusi dalam rantai pasok biodiesel. Selain itu saya juga berharap ada kebijakan-kebijakan yang mampu mendorong kontribusi tersebut," kata Ricky pada kesempatan terpisah.
Ricky memberikan apresiasi atas upaya pemerintah dalam mendukung para petani sawit melalui kebijakan pemanfaatan biodiesel ini.
"Dalam beberapa kesempatan pun, Presiden selalu mengatakan biodiesel akan mampu menyerap sawit produksi petani, seperti yang terakhir beliau sampaikan dalam pidato presiden pada Sidang Paripurna 14 Agustus lalu. Semoga akan ada lompatan besar mendukung kesejahteraan petani tersebut," katanya.