Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Tahukah Anda? Pemerintah berniat mendigitalisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) demi efisiensi dan mendorong lahirnya startup dengan menawarkan modal ventura lewat BUMN dan bank pelat merah.
Jika ingin mengejar ketertinggalan ekonomi dari negara Asia Tenggara lain, maka BUMN Indonesia perlu meningkatkan investasi digital tahunan hingga tiga kali lipat, selama empat-lima tahun ke depan; begitu menurut Konsultan Internasional AT Kearney.
Dalam laporan tahun lalu, perusahaan konsultan itu menyebut, âdaripada pemimpin digital logal dan global, BUMN Indonesia memiliki kematangan digital yang relatif rendah.â
Baca Juga:Â Startup Story: Janji Jiwa, Kopi yang Terjual Jutaan Gelas/Bulan
Baca Juga:Â WhatsApp Kembangkan Mode Liburan, Cocok Buat Para Pekerja Nih!
Ada lebih dari 100 BUMN di berbagai industri, termasuk sumber daya alam, bahan kimia, konstruksi, transportasi, perkebunan, dan keuangan. Namun, mengutip Nikkei Asian Review, Jumat (4/9/2020), deretan BUMN itu menjalankan praktik yang tidak efisien; sesuatu yang ingin Menteri BUMN, Erick Thohir perbaiki.
Nah, Kementerian BUMN kabarnya akan mendorong tiga penyedia modal ventura pelat merah (MDI Ventures, BRI Ventures, dan Mandiri Capital Indonesia) agar menyuntikkan dana ke startup. âItu tiga BUMN yang punya unit modal ventura. Dari segi ketajaman digital, mereka lebih unggul dari BUMN lain,â kata salah satu sumber yang meminta namanya tak disebut.
Lembaga itu percaya langkah tersebut bisa bermanfaat bagi para pihak yang terlibat; kementerian dapat mendorong BUMN agar lebih efisien, sedangkan para startup bisa mendapat akses ke pelanggan BUMN--membantu mereka melebarkan jangkauan bisnis.
Startup yang menjadi portofolio tiga modal ventura dari Telkom, BRI, dan Mandiri tersebut juga akan menjadi bagian dari upaya digitalisasi BUMN. âRencana besarnya, membuat ketiga modal ventura itu memimpin inisiatif; baik kolaborasi maupun inkubasi,â tambah narasumber yang sama.
Nah, inisiasi dari pemerintah bertujuan membantu BUMN lain yang punya potensi pasar digital tetapi kurang memahaminya, imbuh narasumber itu.
Kementerian BUMN belum menanggapi permintaan berkomentar.
Sekadar informasi, hingga tahun lalu, Indonesia memiliki 114 BUMN. Bahkan, jumlahnya mencapai 772 jika anak usaha BUMN juga masuk hitungan.
Estimasi aset mereka mencapai Rp8,3 kuadriliun, aktif di berbagai sektor; dari pertambangan, infrastruktur, sampai telekomunikasi. Lebih lanjut, BUMN yang terdaftar di bursa menguasai sekitar seperempat dari kapitalisasi pasar.