EKBIS.CO, WASHINGTON -- Administrasi Penerbangan Federal AS menyatakan sedang menyelidiki kecacatan manufaktur yang melibatkan beberapa Boeing 787 Dreamliner. Namun, terlalu dini untuk memutuskan inspeksi baru.
Pada Agustus, maskapai yang mengoperasikan 787 Dreamliner milik Boeing telah menghentikan operasi delapan jet. Penghentian operasi itu terkait masalah produksi di bagian badan pesawat.
Seperti dilansir dari laman Reuters, Selasa (8/9) FAA meminta inspeksi yang mencakup ratusan 787 pesawat jet setelah masalah produksi satu pabrik.
“Badan tersebut terus berhubungan dengan Boeing. Masih terlalu dini untuk berspekulasi tentang sifat atau luas dari setiap arahan kelaikan udara yang diusulkan yang mungkin timbul dari penyelidikan agen,” kata FAA.
Boeing mengatakan sisa armada yang masih beroperasi telah ditentukan untuk memenuhi kemampuan muat batas. "Kami sedang memeriksa pesawat produksi untuk memastikan setiap masalah ditangani sebelum pengiriman," ujar pernyataan Boeing.
Boeing mengatakan beberapa pesawat memiliki shim yang ukurannya tidak sesuai dan beberapa pesawat memiliki area yang tidak memenuhi spesifikasi kerataan kulit.
“Secara individual masalah ini, meski tidak memenuhi spesifikasi, masih memenuhi kondisi beban batas. Namun, jika digabungkan di lokasi yang sama, mengakibatkan kondisi yang tidak memenuhi persyaratan batas beban,” kata Boeing.
Dalam memo tertanggal 31 Agustus, Boeing mengatakan kepada FAA bahwa mereka telah memproduksi beberapa suku cadang di fasilitas Carolina Selatan yang gagal memenuhi standarnya.