EKBIS.CO, JAKARTA -- Literasi dan inklusi keuangan syariah bisa naik dua kali lipat dengan bantuan fintech syariah. Pengamat Ekonomi Syariah, Juni Aziwantoro menyampaikan peluangnya masih sangat tinggi jika melihat pangsa pasar yang masih rendah.
"Kalau bisa gapai masyarakat yang belum sama sekali tersentuh lembaga keuangan, maka pangsa bisa naik dua kali lipat dari sekarang," katanya dalam Peluang Keuangan Syariah pada Industri 4.0, Kamis (10/9).
Juni mengatakan, saat ini masih ada celah sekitar 51 persen masyarakat yang belum tersentuh sama sekali lembaga keuangan. Ini menjadi potensi dan peluang bagi fintech syariah yang secara nature lebih dekat dengan sektor riil.
Secara umum, ia melihat permintaan terhadap produk keuangan syariah semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pengembangan dan inovasi dari lembaga keuangan syariah bertemu dengan ekspektasi pasar sehingga minat terus tumbuh.
Juni mengatakan dengan peran fintech syariah, maka akan terjadi percepatan terhadap adopsi keuangan syariah oleh masyarakat. Terlebih, kondisi pandemi saat ini membuat masyarakat semakin dekat dengan gadgetnya.
Ketua Umum Asosiasi Fintech Syariah Indonesia, Ronald Yusuf Wijaya mengakui bahwa pandemi telah meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap produk keuangan digital. Ia melihat adanya peningkatan signifikan pada penambahan jumlah pengguna fintech syariah.
"Memang di awal ada kepanikan, tapi setelah berbulan-bulan berlalu, Covid-19 ini memberikan percepatan terhadap transformasi digital," katanya dalam kesempatan yang sama.
Masyarakat semakin lama dalam mengakses internet, jadi ada peningkatan signifikan pada kunjungan aplikasi fintech. Sebagai CEO Ethis dan Kapital Boost, Ronald memantau di platformnya terjadi peningkatan konversi yang drastis.
Biasanya proses jumlah konversi terjadi setelah 2-3 bulan untuk jadi user namun kini hanya 2-3 hari. Sehingga ada peningkatan jumlah pengguna karena percepatan transformasi digital ini.